Review The Holdovers : Liburan Natal Guru Kolot dan Murid Rebel

Saat liburan musim dingin adalah masa yang paling menyenangkan. Ini adalah saat di mana orang-orang akan berkumpul dan merayakan natal bersama. Namun, bagi sebagian orang, akan terasa menyulitkan ketika mereka harus menjalaninya sendirian atau di tempat yang tak mereka suka. Inilah yang dirasakan oleh Angus Tully (Dominic Sessa) dalam film The Holdovers.

 

THE HOLDOVERS (Source: Universal Pictures Indonesia)

 

Kata “Holdovers” sendiri mungkin agak asing bagi kebanyakan orang Indonesia. Namun, jika melihat keadaan konteksnya, maka definisi dari holdovers adalah mereka yang terpaksa tetap tinggal di suatu tempat karena keadaan tertentu. Padanan istilah “holdovers” yang mungkin lebih tepat dan mudah dipahami adalah mereka yang “jaga kandang”.

 

Namun, bukan sebuah “kandang” yang menjadi tempat Angus menetap, melainkan asrama  tempat ia sekolah, Barton Academy. Angus sebenarnya tak menyangka bahwa ia harus menjadi holdovers pada liburan natal saat ini. Sebelum misa terakhir, Angus bahkan sudah mengemas semua barangnya untuk bergegas menghabiskan liburan bersama keluarganya. Sayangnya, ia harus menerima pil pahit saat ibunya lebih memilih untuk menghabiskan liburan bersama suami barunya.

 

Dominic Sessa sebagai Angus Tully dalam THE HOLDOVERS, a Focus Features release.
Credit: Courtesy of FOCUS FEATURES / © 2023 FOCUS FEATURES LLC

 

Angus tidak sendiri. Selama masa liburan natal di asrama, ia berada dalam pengawasan Paul Hunham (Paul Giamatti). Hunham sendiri adalah guru sejarah yang kuno serta konservatif dan tak disukai oleh banyak murid.

 

Sebenarnya, bukan Hunham lah yang harus menjadi guru pengawas. Ia ‘dikorbankan’, karena guru yang seharusnya mendapat tugas tersebut menyiasati cara agar tak mendapatkan jatah menjadi guru pengawas. 

 

Paul Giamatti sebagai Paul Hunham dalam THE HOLDOVERS, a Focus Features release.
Credit: Seacia Pavao / © 2023 FOCUS FEATURES LLC

 

Selama masa liburan natal di asrama, mereka disuguhkan makanan dari stok sisa yang diolah oleh Mary Lamb (Da’Vine Joy Randolph). Mary sendiri merupakan seorang juru masak di asrama Barton. Ia praktis tak punya keluarga dekat sepeninggal suami dan anak satu-satunya. 

 

Masa liburan natal pun mereka habiskan bersama di dalam dan luar asrama. Tak jarang hal-hal tak terduga terjadi akibat sifat pemberontak yang dimiliki Angus. Ditambah Hunham yang sangat kolot dan tingkahnya nyeleneh menjadi kombinasi unik dari kedua tokoh ini.

 

THE HOLDOVERS, a Focus Features release.
Credit: Seacia Pavao / © 2023 FOCUS FEATURES LLC

 

Dengan balutan latar tahun 70an, The Holdovers cukup total dari segi teknis. Penggunaan aspect ratio 4:3, hingga efek suara noise ala sitkom menambah cita rasa klasik yang otentik dalam filmnya. Ada juga beberapa teknik pengambilan gambar yang mengingatkan pada beberapa adegan pada “The Office”.

 

Suguhkan scoring dengan lagu-lagu natal berhasil menghidupkan suasana liburan musim dingin. Di samping itu, penggunaan lagu-lagu klasik yang tenang semakin membawa penonton menikmati suasana nostalgia natal yang sangat melankolis.

 

THE HOLDOVERS, a Focus Features release.
Credit: Courtesy of FOCUS FEATURES / © 2023 FOCUS FEATURES LLC

 

Kekonsistenan untuk menghadirkan latar tahun 1970 sayangnya menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi menjadi otentik dengan citra klasik, namun juga menjadi sangat membosankan. Transisi fade out untuk dalam mengakhiri sebuah sekuens atau adegan cenderung repetitif.  

 

Dari sisi cerita pun, The Holdovers cenderung berjalan stagnan dan flat. Tak begitu terasa konflik yang kuat. Bahkan sampai akhir, film ini mulai terasa kehilangan bensin. Cerita mulai melebar kemana-mana namun tanggung dalam mendeliver-nya.

 

THE HOLDOVERS, a Focus Features release.
Credit: Seacia Pavao / © 2023 FOCUS FEATURES LLC

 

Positifnya, sisi cerita yang cukup lemah dapat tertutup oleh ensemble cast dan dialog antar tokoh yang sangat baik. Setiap karakter berhasil dihidupkan oleh setiap pemerannya. Tak heran jika “The Holdovers” cukup konsisten mendapat nominasi untuk kategori pemeran. Jangan kaget juga kalau nanti film ini dapat menyabet piala dalam gelaran Oscar nanti, setidaknya untuk satu nominasi pemeran.

 

The Holdovers berhasil menjadi film yang memiliki cita rasa klasik, namun tetap membekas berkat peran apik dari tiga pilar utamanya, yakni Angus, Mary, dan Hunham. Sebuah kisah perjalanan yang sayang jika anda lewatkan. Biarkan film ini membawa anda ke era 70an dengan suasana natal yang tak biasa.

Bagikan:

Anda Juga Mungkin Suka

Leave a Comment