Okeyyyyy….Secret Invasion, merupakan sebuah storyline komik Marvel yang legendaris dengan plot twist yang super membagongkan. Kisahnya berangkat dari penemuan bahwa Elektra, yang selama ini dikenal para superhero Marvel, ternyata telah lama digantikan oleh alien shapeshifter Skrull.
Situasi kian genting ketika ternyata tidak sedikit superhero Marvel yang telah digantikan oleh Skrull. Mereka digerakkan oleh Veranke yang menyakini manusia telah menganiaya Skrull selama ini dan Skrull berhak melawan balik dengan “mengambil” tempat dan wujud mereka. Apa yang terjadi selanjutnya adalah paranoia, ala The Thing dan Invasion of Body Snatcher, perihal siapa yang Skrull dan siapa yang bukan.
Walau ending komik Secret Invasion ditutup secara klise dengan allout battle di lapangan terbuka dan menjadi panggung Norman Osborn untuk mengambil alih SHIELD, mengubahnya menjadi HAMMER, dan memulai Dark Reign, lengkap dengan Dark Avengersnya, Secret Invasion komik patut diapresiasi perihal upayanya mendisrupsi harmoni para superhero Marvel pasca event Civil War. Bahkan, twistnya soal skrull masih bisalah disandingin dengan film-filmnya Nolan
Belum lama ini, storyline itu diadaptasi Marvel Studios yang terkenal suka ngotak ngatik cerita komik menjadi mini seri dengan judul sama. Namun, alih-alih meneruskan kesuksesan komiknya, series berjumlah 6 episode itu malah diubah menjadi sinetron ber-genre action thriller. Bukannya jadi Andor-nya MCU, malah jadi Codename: Kids Next Door yang terlihat keren dari luar, namun tidak ada esensinya sama sekali.
Seri Secret Invasion sendiri mengisahkan Nick Fury (Samuel L Jackson) yang kembali ke bumi setelah lama berada di stasiun luar angkasa SABER. Di bumi, ia memiliki misi untuk menghentikan pergerakan Skrulls pemberontak yang dipimpin oleh Gravik (Kingsley Ben Adir) dan Gi’Ah (Emilia Clarke).
Di dalam misinya itu, Fury dibantu oleh Talos yang diperankan oleh Ben Mendelsohn dan Agent Maria Hill yang diperankan oleh Cobie Smulders. Selain mereka, ada juga karakter pendukung dari MCU seperti Colonel James Rhodes (Don Chaedle), Agent Everet K. Ross( Martin Freeman), serta karakter baru Sony Falsworth (Olivia Coleman).
Tadi, penulis sudah mengatakan kalau komik Secret Invasion adalah storyline komik Marvel yang sangat melegenda di kalangan pecinta komik. Kisahnya bisa ditarik jauh bahkan sebelum peristiwa Avengers: Disassembled dan House of M yang membagongkan itu. Tapi, menurut penulis, series Secret Invasion ini juga ada potensi untuk melegenda, melegenda sebagai series terbusuknya MCU tapi. Maaf berkata kasar karena tulisan ini gak cuma review, tapi juga hot takes.
Pacing-nya yang tidak konsisten, alur yang sebenarnya rapi tapi biasa aja, cerita yang kurang intrik menjadi nilai minus yang menghancurkan series ini. Yang awalnya di-marketing-kan untuk menjadi serial spionase thriller politik yang penuh daging, bahkan disebut Andor-nya MCU, hasil akhirnya adalah storyline yang serenyah kerupuk putih yang dicelup ke kuah bakso. Hanya enak dikunyah, enak dirasa, tapi tanpa ada nutrisi.
Karakterisasi yang solid serta dialog yang penuh daging, bahkan di beberapa momen berpotensi seperti writingnya Tarantino, dibuang sia-sia oleh Ali Selim selaku sutradara dan penulis series ini. Hanya dibiarkan ada dan tidak dimaksimalkan sama sekali.
Meski banyak buruknya, penulis tidak bisa menafikan bahwa beberapa aspek teknis yang di beberapa konten MCU sebelumnya itu bermasalah, seperti misalnya CGI, itu justru membaik di series ini. Sinematografi dan musik serta color gradingnya pun sedap dipandang mata. Jika dibandingkan dengan serial MCU sebelumnya, Secret Invasion bisa menjadi best of the rest jika dibandingkan dengan series MCU lain seperti Ms. Marvel dan She-Hulk jika hanya dilihat dari segi teknis ini.
Kesimpulannya, Secret Invasion memiliki karakterisasi yang solid, penulisan dialog yang ditulis dengan baik, akting setiap aktornya yang dibilang oke, serta CGI dan sinematografi serta adegan aksi yang mantap dan epik, Namun semua kelebihan tadi harus tergantikan dengan aspek-aspek negatif seperti pacing yang gak konsisten, alur yang biasa, serta marketing bodong yang dilakukan oleh Marvel terhadap series ini.
Alih-alih menjadi series yang berkesan, justru menjadi series yang menjadi aib Marvel Cinematic Universe dan akan menjadi episentrum dari kehancuran MCU jika tidak segera ditangani. Penulis tidak menutup kemungkinan series dan film MCU yang rilis berijutnya bisa tercederai oleh reputasi buruk dari Secret Invasion ini. Afterall, bosnya Disney, Bob Iger, sudah menyalahkan serial-serial MCU di Disney+ sebagai salah satu penyebab buruknya kualitas film MCU akhir-akhir ini.