Setelah The Wailing yang legendaris itu, sulit rasanya menemukan film horror Korea dengan kualitas serupa. Bukan berarti tidak ada yang bagus, hanya secara kualitas kebanyakan gagal mendekati. Hal itu berubah sejak kedatangan film Exhuma yang disutradarai Jae-Hyun Jang.
Exhuma menceritakan tentang dua dukun muda terkenal, Hwa-Rim dan Bong-Gil, yang berupaya untuk menyelamatkan seorang newborn dari serangkaian kejadian mistis berbahaya. Walau bayi itu pada akhirnya berhasil diselamatkan, urusan mistisnya belum selesai ternyata. Hwa-Rim dan Bong-Gil gantian menjadi korban peristiwa-peristiwa mistis yang lebih besar, lebih kejam, hingga memaksa keduanya meminta tolong ahli Feng-Shui, Sang Deok, dan ahli kubur, Yeong Geun.
Bala bantuan tidak cukup. Situasi malah kian buruk. Berempat, mereka tanpa sengaja malah membangkitkan kekuatan jahat yang sebelumnya terpendam.
Dibanding film-film Jae-Hyun sebelumnya, seperti The Priest dan Svaha: The Sixth Finger, Exhuma memang memiliki presentasi yang bikin deja-vu. Rasanya seperti been there done that. Namun, dalam perkara story, Exhuma melebihi semua film-film Jae-Hyun sebelumnya.
Scriptnya dan story- nya cenderung ringan dan straightforward. Exhuma bukan film horror yang mengandalkan banyak puntiran-puntiran twist untuk bikin filmnya seru, tapi via bahasa visualnya. Jae-Hyun secara telaten membangun bahasa visual yang menekankan/ mempresentasikan kepercayaan berlebih terhadap kekuatan mistis serta hal-hal buruk yang datang bersamanya, apalagi jika ada aturan yang dilanggar.
Adegan-adegan yang di-direct Jae-Hyun tak kalah “sederhana”, tidak seperti film horror big-budget pada umumnya, namun penekanannya pada realismenya. Mulai dari penggalian kubur, prosesi ritual shamanisme Korea, hingga ritual menenangkan roh, terasa convincing. Menariknya, Exhuma diangkat dari pengalaman sang sutradara yang pernah melihat prosesi pemindahan makam dan upacara leluhur yang diadakan.
Sound design ikut berperan dalam membangun misteri di Exhuma. Tidak terlalu lebay dan bukan tipikal yang suka mengandalkan jumpscare. Penekanan soundtrack Exhuma ada pada memberikan atmosfir nggak nyaman pada penonton, untuk membuat mereka waspada bahwa teror bisa datang sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi.
Ya, harus diakui, film tentang dukun yang mengusir roh jahat semacam Exorcist memang sudah biasa. Namun, pekerjaan ahli kubur dan ilmu feng shui jarang diangkat dalam film. Bahkan, dari film ini, baru penulis tahu bahwa Korea masih mempercayai pemilihan lahan yang baik untuk pemakaman.
Ada dua jenis lahan dalam prosesi pemakaman, lahan murni dan lahan terkutuk. Jika tidak ditempatkan di lahan yang baik, maka akan terjadi bencana yang melanda keturunannya secara turun temurun. Di film ini ditekankan betul pentingnya pemilihan lahan pemakaman yang tepat dan diturutinya adat istiadat yang menyertainya.
Sayangnya, walau film ini berhasil menjaga tensi misteri yang ada terpecahkan, lewat penemapatan twist yang tepat dan efektif, ada kalanya film ini terasa kebingungan menetapkan fokusnya. Ada dua plot utama dalam film ini, dan keduanya berjalan beriringan dengan transisi antar bagian terasa kasar. Walhasil, tidak sekali dua kali film ini terasa bingung membuild up misteri dan resolusinya.
Soal akting, tak perlu diragukan lagi. Choi Minsik, Kim Go Eun, Yoo Hai Jin, dan Lee Do Hyun menampilkan akting yang ciamik, pas dengan porsinya masing-masing. Karakter-karakternya well-developed untuk memicu empati penonton.
Namun, di film ini latar belakang yang terlihat jelas hanya Choi Min-sik yang memerakan Kim Sang-duk dan Kim Go-eun yang memerankan Lee Hwa-rim. Yoo Hai-jin sebagai Ko Young-geun dan Lee Do-hyun sebagai Yoon Bong-ngil sangat cukup sebagai sporting. Mereka berdua berdampak untuk membantu resolusi kedua tokoh utama. Sangat baik peran mereka. Karena, perubahan karakter akan terwujud ketika adanya peran peendukung yang ada disampingnya.
Mengakhiri review ini, Exhuma tetap film horror yang seru untuk ditonton walau memiliki beberapa kekurangan dalam hal fokus cerita. Cerita horror yang disajikan unik, dengan melibatkan dua role yang tak pernah ada di kisah horror kebanyakan, ahhli kubur dan ahli feng shui. Narasinya menarik dengan tempo yang pas. Wajib banget nonton di bioskop, agar mendapatkan cinema experience nya.