Menjadi seorang mega bintang, terutama bintang pop, adalah impian banyak orang. Bagaimana tidak, dengan menjadi mega bintang pop, seseorang bisa membuat berbagai macam album, keliling dunia, bermain di konser-konser megah, memiliki lifestyle mewah, dan masih banyak lagi. Rasanya seperti dunia di dalam genggaman dan bisa kita apa-apakan sesuka hati.
Realitanya, apakah benar seperti itu? Belum tentu. Berbagai bintang memiliki caranya masing-masing untuk menunjukkan “terangnya” sinar mereka. Beberapa bintang, misalnya, memilih untuk mendokumentasikan gaya hidup glamour mereka ke dunia via youtube. Beberapa di antaranya adalah RANS yang menampilkan gaya hidup mewah keluarga Raffi Ahmad atau Atta Halilintar.
Apa yang terjadi jika ada sebuah docuseries yang menampilkan figur ternama dunia, tanpa kehidupan glamornya?
Pertanyaan tersebut terdengar tidak mungkin untuk dijawab hingga Disney, di tanggal 3 Mei 2023, merilis 4 part docuseries yang menampilkan bintang pop kenamaan Ed Sheeran dengan judul The Sum of It All.
Penulis adalah fans berat Ed Sheeran sejak SMA. Lagu-lagunya sering jadi andalan penulis jika penulis sedang melakukan PDKT hehehe… Namun, The Sum of it All ini lebih dari sekedar Behind the Scene/Stage dari seorang Ed Sheeran. Dokumenter berdurasi 30 menit per episode ini justru memanusiakan sang megabintang.
Alih-alih menampilkan sisi glamor dari Ed, Disney justru menampilkan kehidupan Ed saat sedang dirundung duka karena kematian sahabatnya yaitu Jamal Michaels, kesehatan sang istri yang sedang menurun, serta kasus dari lagu Shape of You yang sedang tersandung masalah hak cipta. Bagaimana Ed bisa tetap produktif di situasi seperti itu menjadi fokus utamanya.
Tidak semua adegan di dokumentar ini bersifat off the stage. Adegan-adegan saat konser Ed juga ditampilkan, misalnya dari The Mathematics Tour yang kini masih berjalan. Walau begitu, harus diakui, sebagian besar durasi fokus ke menampilkan Ed beserta sang istri yang bernama Cherry Seaborn itu. Namun, rest assured, justru bagian off the stage yang sifatnya engaging dan penulis sukai.
Hal Yang penulis kurang sukai adalah durasinya. setengah jam per-episode. Berasa kurang sekali karena lagi-lagi ini adalah subyektivitas penulis karena ingin melihat sosok Ed dan Cherry lebih lama. Hal yang sangat wajar jika mungkin banyak fans yang berpikir demikian karena Ed terkenal sebagai sosok yang low profile dan seringkali kehidupan pribadinya tidak terekspos media. Kehadiran docuseries seperti ini sangat membantu para fans yang kelewat kepo dengan kehidupan sang bintang.
Akhir kata, The Sum of it All lebih dari sekedar reality show. Sebuah dokumenter yang menyadarkan penontonnya dan fans bahwa idola mereka adalah manusia biasa seperti kita, mereka bukanlah dewa. Berapapun album yang terjual, berapapun views di youtube mereka, mereka tetaplah manusia dengan segala keterbatasan dan problematika kehidupannya. Jika teman-teman tertarik untuk menonton docuseries Ed Sheeran: The Sum of it All ini, sekarang sudah tayang semua episodenya di Disney+ Hotstar