Bisa dibilang episode 5 ini memiliki cerita, teknis pengambilan gambar dan emosi yang cukup dalam dibandingkan lainnya. Jika banyaknya episode Black Mirror punya cerita khas yang lebih menyoroti perubahan yang disebabkan karena teknologi atau sebuah ancaman dari perkembangan teknologi. Di sini penonton akan lebih diajak berjalan-jalan ke memori masa lalu seseorang yang sebenarnya indah tetapi terasa emosional.
Sinopsis
Ceritanya bermula ketika seorang laki-laki tua, Philip mendapat kabar bahwa wanita yang dulu sempat menjadi pacarnya saat muda dikabarkan telah tiada. Ia diminta untuk menambahkan materi tentang kenangan-kenangan yang mereka miliki bersama. Namun, kendalanya datang karena kala itu ponsel pintar dan media sosial belum eksis seperti masa sekarang. Ditambah lagi Philip bahkan sudah lupa bagaimana sosok muka dari Carol. Karena sudah lama putus kontak ujarnya.
Dari sini lah ada teknologi yang bernama Eulogy. Sebuah piringan putih yang memiliki transkrip layaknya Artificial Intelligence (AI). Piringan ini sebenarnya sudah beberapa kali muncul di sepanjang serial Black Mirror. Penggunaannya juga masih sama, ketika Philip menempelkan piringan itu ke pelipisnya, dia akan kembali masuk dalam visualisasi kenangan dalam foto. Kemudian dapat merasakan tampilan 3D yang hampir mirip dengan suasana saat itu.
Teknologi yang Membantu Mengingat Kembali

Credit: Netflix
Tujuannya, ketika Philip kembali ke memori, segala interaksi dan suasana sekitar. Ketika sudah dalam memori, akan ada seseorang yang merupakan wujud dari kepintaran buatan akan membantu memancing stimulus pikiran dengan beberapa pertanyaan.
Seperti namanya ‘Eulogy’ adalah sebuah sebutan yang cukup umum di Amerika yang artinya adalah pidato atau kata pengantar yang disampaikan oleh orang-orang terdekat untuk mengantar dan mengenang kepergian seseorang. Bedanya, di episode ini konsep Eulogy digunakan untuk mendorong seseorang mengingat kembali dan menyimpan memori tersebut.
Sebenarnya kecanggihan seperti ini sudah ada di dunia nyata lewat beberapa AI yang sudah cukup populer. Salah satunya di ChatGPT. Sejauh ini seseorang dapat meminta bantuan dan bertukar insight tentang apapun itu selain bahasan yang melanggar hukum, pornografi, sara dan sesuatu yang ilegal. Terbaru kini, bahkan AI ini dapat memvisualisasikan sebuah narasi menjadi sebuah foto.
Menerima Kenyataan Pahit

Credit: Netflix
Satu kendala terbesanya di sini adalah, Philip lupa akan memori tentang bagaimana wajah dari Carol. Walau sebenarnya dirinya masih menyimpan banyak kenangan berupa foto, tetapi karena rasa sakit hati setelah berpisah.
Kekecewaan yang dirasa Philip terasa cukup menyakiti hatinya. Sepanjang film dia tidak mau langsung terbuka menceritakan memorinya. Dia selalu beralasan lupa dan hanya memiliki kenangan berupa fisik yang sedikit. Hingga pada akhirnya terungkap kalau sebenarnya dirinya menyimpan banyak foto bersama Carol, dan bahkan masih mengingat beberapa momen dalam foto.
Satu hal yang dia lupa hanyalah seperti apa wajah Carol. Ini dikarenakan di setiap fotonya, wajah sosok yang pernah dia sayang semuanya dicoret dan dibolongi. Itu semua merupakan bentuk rasa sakit hatinya. Ada sedikit kebencian dan kesedihan yang mendalam meski setiap memori yang di punya merupakan kenangan indah.
Hadirnya Eulogy inilah secara tidak langsung membantu Philip untuk menerima semua kenangan itu dengan kelapangan hati, pikiran yang lebih dewasa dan lebih jernih. Karena pada akhirnya dirinya juga makin mengingat hal-hal kecil dari Carol dan banyak memori yang dia ceritakan.
Ancaman Privasi dan Rahasia yang Digali Perlahan
Tentu meski yang terlihat Eulogy membantu seseorang dalam mengingat masa lalu, dengan respon AI yang terus memancing Philip untuk menceritakan masa lalunya. Justru memiliki risiko karena datanya akan tersimpan dalam suatu sistem berbasis online. Tersimpan lama tetapi ancaman dibobol dan disalahgunakan itu akan menghantui.