1 Million Followers dari sutradara Harvey Lowry adalah sebuah cautionary tale yang wajib ditonton oleh para Gen Z (or Millenial to some extend) yang bermimpi menjadi primadona di social media. Tidak hanya memotret cara kerja dan “sistem ekonomi” dari bisnis influencer, film ini juga mencoba menunjukkan bahaya tersembunyi di balik glamor-nya kehidupan para influencer di media sosial. Singkatnya, jangan mudah percaya begitu saja terhadap realita bentukan media sosial.
Kisah film ini sendiri disampaikan dari sudut pandang Karissa (Shelly Q), perempuan muda polos yang lahir dan besar di Peternakan Idaho. Mendapati kedua orang tuanya terjerat utang yang juga berdampak pada kondisi finansialnya, Karissa memutuskan untuk menjadi influencer demi mendapatkan sponsor atau tawaran endorse. Harapannya, dari tawaran tersebut, ia mampu membayar hutang-hutang orang tuanya.
Easier said than done, menjadi influencer tak semudah bayangan Karissa. Meski sudah berusaha keras membangun content yang engaging, ia hanya berhasil mengumpulkan 1.404 followers. Dengan jumlah tersebut, jangankan menjadi mikro influencer, menjadi nano influencer pun masih kurang berpengaruh. Namun, ketika postingan dirinya mulai viral, hal itu menarik perhatian influencer dengan jumlah follower 24 juta, JackOfSpades alias Jack Meyer (Evan Williams).

1 Million Followers (Source: IMDB)
Tertarik dengan Karissa, Jack mengajaknya untuk berpesta bersama up and coming influencer lainnya di Thailand. Pada awalnya, semua terasa indah bagi Karissa. Mengenal Jack membuka pintu ke berbagai kesempatan untuk meraih follower sebanyak mungkin. Namun, ketika Karissa mulai mendapati beberapa influencer perempuan hilang begitu saja, ia menyakini ada yang tak beres dengan pesta Jack.
Sebagai cautionary tale, 1 Million Followers berani mengangkat hal-hal perihal kehidupan influencer yang jarang tersorot. Mabuk, narkoba, penggelapan pajak, hutang, penipuan, hingga human traficking adalah beberapa di antaranya. Film ini mencoba menjelaskan bahwa untuk mendapatkan jutaan followers, trik and tips how to yang tersebar di media sosial bukan jaminan berhasil. Terkadang, dibutuhkan extra effort, bahkan pengorbanan dan pelanggaran etika maupun hukum.
Untungnya, kritik-kritik akan sisi gelap media sosial dan bisnis influencer di film ini tidak disuapkan secara paksa ke penoton. Sebaliknya, hal-hal itu disampaikan secara lebih subtle, ringan, bahkan komikal, dan dilengkapi dengan kisah persahabatan sebagai pemanisnya.

1 Million Followers (Source: IMDB)
Film ini memang membawa pesan persahabatan yang mendalam sebagai benang merahnya. Pesan itu terasa semakin kuat di tengah situasi-situasi paling genting, di mana ketegangan tak pernah jauh dari karakter-karakternya yang merasa mereka akan dieksploitasi hingga habis.
Jika anda merasa premis film ini mirip dengan Blink Twice berdasarkan penjelasan di atas, anda tidak sendirian. FIlm ini memang memiliki beberapa kemiripan dengan Blink Twice, mulai dari perempuan yang dengan sengaja mendekati taipan muda demi kecipratan duitnya hingga eksploitasi perempuan demi kepuasan pribadi. Perbedaannya, para tokoh perempuan yang menjadi mangsa di film ini tidak dibuat hilang ingatan, menjadikan horror yang mereka hadapi kian menegangkan.
Highlight dari film ini tidak terbatas pada kisahnya, tetapi juga komedinya. Berbagai bentuk dark comedy hadir secara tiba-tiba di beberapa momen, berhasil mencairkan ketegangan yang sudah terbangun, memancing tawa penonton dengan kejenakaan yang tak terduga, dan membuat film ini semakin menyenangkan untuk diikuti.

1 Million Followers (Source: IMDB)
Adapun catatan negatif dari film ini ada pada karakter Karissa yang ironisnya karakter utama. Sulit untuk bersimpati dan berempati dengan Karrisa karena ia terlihat sebagai karakter utama yang terlalu naif dan lemah. Namun, untungnya, ada perkembangan karakter di akhir cerita yang menunjukkan perubahan pada dirinya.
Akhir kata, walaupun memiliki ratingd dewasa, film ini menjadi reality check bagi kalangan Gen-Z dan peringatan keras dalam bersosial media.