Semua cerita secara teknis adalah mitologi. Kita memiliki kebutuhan bawaan sebagai manusia untuk menceritakan kisah tentang diri kita sendiri, dunia, dan misteri di dalam dan di luar.
Mitos tidak hanya membentuk pandangan dunia dan budaya kita, tetapi juga melekat pada kita selama beberapa generasi setelah penciptaannya. Sampai hari ini kisah Thor, Anubis, Beowulf, dan lainnya tetap dilestarikan dan diceritakan, meski sudah berusia berabad-abad. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah hari-hari terciptanya mitologi telah berakhir?
Ya, mitologi dari masa lalu sudah tidak tercipta lagi. Tapi bukan berarti tidak ada mitologi modern yang sedang atau telah dibuat di zaman sekarang. Bahkan beberapa media modern, seperti film, mampu menyentuh bagian yang sangat dalam dari jiwa kita, seperti Star Wars saga, di mana elemen klasik Star Wars dan mitologi berjalan bersamaan.
Mungkin sulit dibayangkan atau diterima, tapi karya George Lucas ini perlahan-lahan tumbuh dan berkembang menjadi mitos modernnya sendiri, sebagian besar berkat bagaimana Star Wars menggunakan sebuah template cerita legenda dan mitologi—Hero’s Journey.
Apa Itu Mitologi?
Untuk memahami apa yang membuat Star Wars menjadi mitos modern, kita harus tau apa itu mitos dan apa saja yang ada dalam konteks cerita Hero’s Journey.
Dalam arti luas, mitos hanyalah cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi sebagai cara menciptakan budaya kolektif. Lebih lanjut, mitos adalah bagaimana kita memproses dan mengingat sejarah kita, menghubungkan tradisi dan kepercayaan generasi tua dengan generasi muda.
Walaupun fiktif, mitos mengandung pelajaran dan cuplikan sejarah nyata yang menyatukan budaya. Artinya, mitos tidak hanya membuat cerita yang hebat, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas kita.
Mungkin terkesan aneh membahas mitologi dunia modern. Tapi melalui penjelasan di atas, terlihat mengapa Star Wars memiliki elemen dari sebuah mitologi. Sejak tahun 1977, Star Wars telah diceritakan dari generasi ke generasi. Walaupun tidak secara lisan layaknya mitologi zaman dulu, mitos mengenai Star Wars tetap diceritakan melalui film, bahkan media lainnya.
Star Wars dan The Hero’s Journey
Joseph Campbell, seorang profesor dan ahli mitologi perbandingan, dalam buku The Hero with a Thousand Faces (1949) menyatakan bahwa ada banyak kisah legenda atau mitologi yang memiliki struktur naratif serupa. Struktur ini disebut monomyth.
Struktur monomyth menjelaskan bahwa naratif ini biasanya menceritakan seorang pahlawan yang berpetualang keluar dari kehidupan sehari-hari ke wilayah keajaiban supernatural, di mana kekuatan luar biasa ditemui dan kemenangan yang menentukan dimenangkan. Kemudian pahlawan kembali dari petualangan misterius ini dengan kekuatan untuk memberikan anugerah kepada sesamanya.
Bisa dibilang, setiap pahlawan di semua trilogi Star Wars, baik itu Luke, Anakin, dan Rey, memiliki struktur naratif yang serupa. Ambil contoh Luke, yang harus keluar dari Tatooine untuk mempelajari The Force, sebuah kekuatan supernatural, untuk melawan Galactic Empire dan mendapatkan kemenangan. Setelah dari petualangannya, Luke kembali dengan kemampuan untuk membuat hidup orang lain menjadi lebih baik.
Jika di lihat dari diagram di atas, kisah Luke Skywalker bisa dibagi menjadi beberapa bagian:
The Ordinary World/Kehidupan Sehari-hari:
Luke adalah remaja petani di Tattooine bersama bibi dan pamannya, memimpikan hal-hal yang lebih besar. Dia kekanak-kanakan, sering mengeluh, dan sangat naif. Intinya, dia belum dewasa.
The Call to Adventure/Panggilan untuk Berpetualang:
Luke bertemu Obi-Wan Kenobi saat mencoba menemukan R2-D2, dan Obi-Wan menawarkan Luke untuk bergabung dengannya dalam upaya menyelamatkan Leia dan menjadi Jedi, seperti ayahnya.
Overcoming Resistance/Mengatasi Penentangan:
Luke menolak tawaran Obi-Wan karena tidak dapat menghadapi perubahan sebesar itu, sampai dia kembali ke rumah untuk menemukan bibi dan pamannya telah dibunuh oleh Stormtroopers.
Crossing the Treshold/Melintasi Ambang Batas:
Sekarang dengan alasan pribadi untuk membenci Empire, Luke berangkat bersama Obi-Wan untuk menemukan spaceship yang dapat membawa mereka ke Alderaan. Di sini mereka bertemu Han Solo dan Chewbacca, dan akhirnya melarikan diri dari Tattooine ke luar angkasa.
Tests and Trials/Ujian dan Cobaan
Sebagian besar original trilogy berfokus pada ujian dan cobaan Luke. Tes-tes ini ada untuk mendorongnya keluar dari kehidupan lamanya dan menunjukkan betapa cacatnya dunianya sebenarnya. Misalnya, dia membantu para Rebels menghancurkan Death Star pertama, berlatih dengan Yoda di Dagobah dan melawan Darth Vader di Cloud City. Itu hanya beberapa dari tesnya, tetapi semuanya menandai momen-momen besar pertumbuhan Luke sebagai karakter. Pandangan dunianya berubah, dan dia dipaksa untuk memilah apa yang dia yakini dan tidak percayai.
The Major Ordeal/Cobaan Besar
Bagi Luke, cobaan terbesarnya adalah menghadapi Darth Vader, hanya untuk mengetahui bahwa Darth Vader sebenarnya adalah ayahnya. Momen inilah yang sangat mengguncang pandangan Luke, baik tentang dirinya maupun dunianya, tetapi ini juga merupakan momen pertumbuhan. Luke tahu yang sebenarnya sekarang — dia memiliki Light Side dan Dark Side, dan harus menguasai keduanya.
The Road Back/Jalan Kembali
Luke mendapat pelajaran penting selama pengungkapan Darth Vader dan semakin menguasai The Force, setelah menerima bahwa dirinya memiliki Dark Side. Sementara itu, Rebels sedang mempersiapkan serangan terakhir untuk mengakhiri Empire. Mereka pergi ke Endor untuk menghancurkan perisai Death Star yang baru sementara Luke melakukan perjalanan ke Death Star sendirian dalam misinya sendiri. Dia menyerahkan dirinya kepada Darth Vader dan Emperor untuk menyelesaikan petualangannya.
Resurrection/Kebangkitan
Setelah Luke menyerahkan dirinya, Emperor mengungkapkan trap yang dia buat untuk para Rebels, dan berjanji untuk membuat Luke menonton saat dia menghancurkan teman-temannya. Dia ingin Luke menyerah pada kebenciannya dan memilih Dark Side, tetapi Luke lebih kuat berkat perjalanannya. Dia menyatakan dirinya sebagai Jedi seperti ayahnya, dan membantu menebus Darth Vader, yang akhirnya membunuh Emperor sebelum dia dapat menyakiti Luke.
Return/Kembali
Luke dan Rebels menang, mengakhiri Kekaisaran dan membawa kembali perdamaian ke galaksi. Luke membawa kedamaian bagi rohAnakin Skywalker, mengizinkannya bergabung dengan teman lama dan master Jedi (Obi-Wan dan Yoda) sebagai Force Ghost. The Force kembali seimbang.
Struktur monomyth tersebut bisa di lihat dalam berbagai macam mitologi lainnya, dari kisah King Arthur, Homer’s Odyssey, bahkan Buddha. Namun tentunya, struktur naratif tersebut tidak diterapkan oleh semua kisah mitologi dan legenda. Bahkan banyak kritik terhadap struktur monomyth dari para ahli mitologi dan naratif kontemporer.
Jadi, Star Wars Mitologi Modern atau Nggak?
Walaupun begitu, sudah jelas bahwa secara sengaja, George Lucas (dan juga Disney) berusaha untuk membuat sebuah mitologi modern. Star Wars dibuat sedemikian rupa bukan untuk menghasilkan uang saja, tapi supaya bisa stands the test of time, melampaui batasan umur, generasi, dan budaya.
Star Wars sengaja menceritakan sosok-sosok heroik yang keluar dari zona nyamannya untuk melawan sebuah tantangan besar. Kenapa? Karena kisah-kisah seperti itulah yang menginspirasi dan membawa rasa harapan bagi orang-orang yang mengonsumsinya, sejak kebudayaan manusia terbentuk sampai masa yang akan datang.
Lalu apakah Star Wars berhasil menjadi mitologi modern? Well, setelah hampir 50 tahun dan kisah Star Wars masih berlanjut dari generasi ke generasi, tampaknya bisa disebut bahwa Star Wars adalah mitologi modern.
Happy Star Wars Day. May the 4th be with you, and may The Force be with you.