Dunia sekarang memang kejam. Bagaimana tidak, lihat saja berbagai jenis kasus yang banyak terjadi akhir-akhir ini seperti pinjol, sexual assault, hingga revenge porn. Bisa kah kalian membayangkan apa yang akan terjadi jika seseorang menderita semua masalah tersebut sekaligus? Hal itu yang menjadi fokus Sleep Call dari sutradara Fajar Nugros.
Sleep Call menceritakan Dina (Laura Basuki), seorang wanita yang memiliki cita – cita menjadi pramugari sejak kecil, namun harus merelakan cita – citanya karena hutang pinjaman online yang menghancurkan pekerjaannya. Dina yang tidak mampu membayar hutangnya lalu direkrut menjadi pegawai perusahaan pinjol yang dimiliki oleh Pak Tommy (Bront Palarae) supaya Dina dapat melunasi hutangnya dari gaji yang ia dapatkan.
Di perusahaan ini Dina bertemu teman – temannya seperti Bella (Della Dartyan), Bayu (Kristo Immanuel), Budi (Dhimas Danang), Surya (Benedictus Siregar), dan Nur (Rachel Vennya). Dari semua teman – temannya ini Dina hanya dekat dengan Bella yang kadang mengecewakan dan tak peduli dengannya. Bayu yang merupakan atasan Dina juga kerap kali berusaha mendekati Dina meskipun sudah ditolak berkali – kali.
Dina yang muak dengan tekanan hidup dan masalahnya di dunia nyata lantas mencari teman online dari aplikasi dan bertemu dengan Rama (Juan Bio-One), seorang lelaki yang selalu menemani Dina di malam hari dan mendengarkan semua keluh kesah Dina via sleep call. Awalnya semua baik – baik saja, bekerja di siang hari dan ngobrol bersama Rama di malam hari sudah menjadi keseharian Dina. Sampai suatu hari saat hidup Dina mulai kacau dan memutuskan memblokir Rama dari kehidupannya, satu persatu kejadian aneh terjadi.
Sebagai kisah psychological thriller, kekuatan Sleep Call ada pada gaya storytelling-nya. Untuk membangun rasa penasaran dan ketegangan, Fajar Nugros menggunakan gaya penceritaan non-linear. Plot diacak-acak nyaris sepanjang film, mendorong penonton untuk aktif menyusun kepingan-kepingan informasi yang disebarnya. Semakin kepingan informasi terkumpul, misteri makin terungkap, membuat gatal untuk menuntaskan teka-teki yang ada.
Agar tidak pusing saat memecahkan teka-teki, Fajar Nugros menyelipkan scene-scene komikal di beberapa bagian. Bagusnya, joke yang dimasukkan tidak merusak kesinambungan cerita yang ada. Sebaliknya, joke-joke itu memberi ruang nafas walau sejenak. Hal yang malah sedikit mengganggu penonton adalah beberapa dialog minor yang terasa ‘cringe’ dan tidak natural.
Keberhasilan penceritaan yang acak itu sedikit banyak juga terbantu pemilihan premis film yang tepat. Lewat peletakkan berbagai isu modern, tidak sulit untuk immersed ke dalam kisah penderitaan Dina. Fajar Nugros patut mendapat acungan jempol karena tidak mudah meletakkan banyak isu populer di satu film dan tetap ditata dengan rapi tanpa saling mengganggu satu sama lain.
Visual dan Cast Tampil Cetar
Sleep Call tidak bisa dibilang membawakan line up aktor yang all star. Tetapi, aktor – aktor yang terlibat memang familiar di dunia hiburan. Meskipun begitu, rasanya peran setiap aktor yang terlibat memiliki porsi yang pas, cenderung menyatu sempurna dengan karakter yang diperankan.
Chemistry antar karakter juga nampak natural di berbagai situasi yang menegangkan sampai kocak sekalipun. Honorable mention untuk Kristo Immanuel dan perannya sebagai cowok toxic dan red flag yang sukses membuat kesal penonton, serta Rachel Vennya yang ternyata sukses sempurna di film debutnya memerankan Nur yang polos dan agamis.
Bagaimana dengan visual film ini? 10/10! Sleep Call berhasil membawakan visual Jakarta yang memanjakan mata, mulai dari segi kota dan gedung – gedung besar sampai sudut – sudut Jakarta yang digambarkan kumuh dan dekat dengan permasalahan yang dibawakan di film ini. Color grading yang digunakan di sepanjang film mendukung shot – shot kamera yang terasa estetik terkhusus scene – scene Dina bersama Rama.
Bagian-bagian mereka menampilkan nuansa yang fun, romantis, namun, uniknya, tetap terasa gloomy, terutama di scene – scene malam hari. Filmnya menegangkan, namun visualnya memanjakan mata, what a perfect combination!
Seperti semua hal, tidak ada yang sempurna. Film ini juga masih memiliki beberapa kekurangan. Acting Laura Basuki memang luar biasa, range emosi yang ditampilkan sebagai Dina sulit dijelaskan dengan kata-kata, akan tetapi rasanya ke-luar biasa-an Laura Basuki akhirnya sedikit menutupi performa apik yang juga ditampilkan oleh Bio One. Dalam beberapa scene bersama, rasanya Bio One masih kurang mengimbangi performa Laura Basuki.
‘
Meskipun menghadirkan plot twist yang cukup mencengangkan, konklusi film ini juga rasanya kurang fresh jika dibandingkan dengan film – film garapan luar negeri yang sudah sering menggunakan formula yang sama. Akan tetapi, semua itu masih termaafkan dengan build up yang apik dari awal film sampai konklusi di akhir film. Sleep Call sudah bisa disaksikan di bioskop mulai 7 September 2023 lalu.