Sebagai anak dari seorang mantan komandan pasukan khusus Indonesia, saya sangat tertarik dengan film perang dunia kedua garapan Guy Ritchie ini. Sutradara yang biasanya membuat film genre gangster itu akhir-akhir ini memang sedikit mencoba keluar dari zona nyamannya. The Covenant misalnya, merupakan film perang yang mengisahkan seorang prajurit US Army di Afganistan. Bedanya dengan The Ministry of Ungentlemanly Warfare adalah The Covenant merupakan film yang amat sangat serius. Disini, Guy Ritchie mencoba menggabungkan kisah nyata perang dengan komedi..
Berdasarkan sebuah file rahasia milik Winston Churcill yang terungkap pada tahun 2016 silam, The Ministry of Ungentlemanly Warfare sejatinya adalah adaptasi lepas dari “Operation Postmaster”. Dalam operasi itu, Winston menugaskan sebuah tim pasukan khusus Britania Raya untuk menghancurkan depot resupply kapal selam Nazi di sebuah pulau kecil di Afrika Barat.
Pasukan khusus itu bertabur bintang ternama. Henry Cavill (Man of Steel, The Witcher) berperan sebagai Gus March-Phillips, seorang Mayor AD yang terkenal suka membangkang dan tidak patuh atasan. Selain March-Phillips, ada juga Anders Lassen yang diperankan oleh Alan Ritchson (Reacher), Freddy Alvarez (Henry Golding), Henry Hayes (Hero Fiennes Tiffin), Geoffrey Appleyard (Alex Pettyfer), Marjorie Stewart (Eiza Gonzalez) dan Mr. Heron (Babs Olusanmokun).
Dari segi action, tidak perlu diragukan lagi kalo Guy Ritchie bisa menghadirkan koreografi action yang stylish nan menghibur. Tidak hanya itu, suguhannya juga cukup lengkap. Mau diam-diam atau loud and full of boom, ada semua di film ini. Acungan jempol tapi kami harus berikan kepada Alan Ritchson. Selain actingnya lucu dan penuh karakter, ia juga satu-satunya yang kedapatan koreografi action hand-to-hand combat. Walaupun badannya besar, he is surprisingly quick.
Selain action, The Ministry of Ungentlemanly Warfare surprisingly juga memiliki momen penuh ketegangan. Salah satunya datang dari satu-satunya perempuan di pasukan khusus terseut, Marjorie. Berbeda dengan Gus s yang misi-misinya leih action oriented, Marjorie mendapati misi yang pendekatannya lebih personal. Ia kedapatan tugas untuk pdkt ke salah satu perwira Nazi yang digadang-gadang paling kejam di antara yang lain agar mendapatkan informasi terkait pelabuhan yang akan mereka hancurkan.
Setiap Marjorie harus berdialog dengan perwira ini, suasananya jadi tegang. Guy Ritchie dengan pintar memanfaatkan momen ini dengan membuat semua background music and noise to a minimal, jadi percakapan antara mereka berdualah fokusnya. Pintarnya lagi, ketegangan itu natural. Kita hanya diberitahu kalau perwira ini jahat, keji dan kejam tanpa adanya scene yang memperlihatkannya.
Nah, walaupun penulis dengan hebat menyebut nama orang-orang yang menjadi bagian pasukan khusus ini, itu karena dibantu oleh wikipedia. Aslinya, sulit untuk menginggat karena backstory dan character development yang minimal. Palingan cuma Gus March-Phillips. Karakter Alan Ritchson saja yang notabene paling banyak adegan actionnya saja penulis tidak ingat namanya sepanjang film. Ini lah yang menjadi kekurangan paling fatal dalam film ini. Padahal, Guy Ritchie kalau membuat film gangsternya paling jago membuat karakter unik dan memorable.
Rasanya, kalau tidak karena talenta akting para aktornya, karakter-karakter dalam film ini jatohnya one dimensional dan membosankan. Satu-satunya akting yang ganjal bagi penulis adalah akting Rory Kinnear sebagai Winston Churchill yang terkesan kaku bila dibandingkan akting John Lithgow di The Crown apalagi Gary Oldman di The Darkest Hour. Seperti ketebalan prostethic dimukanya.
Sebagai penutup, film ini tidak selevel film perang dunia kedua tentang pasukan khusus lain seperti Inglorious Bastards. Film ini memang lucu dan cukup menghibur tapi pada bagian karakternya? Meh. Untuk film yang berdasarkan kisah nyata, jangan harap kalian akan belajar banyak tentang sejarahnya kalau tidak buka wikipedia. Tapi untuk kalian yang ingin menonton film action komedi yang seru, menghibur dan lucu, The Ministry of Ungentlemanly Warfare bisa jadi tontonan kalian berikutnya.