Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia oleh World Health Organization sebagai bagian dari kampanye meningkatkan kesadaran bahaya HIV/AIDS untuk mendorong tindakan pencegahan, pengobatan, dan perawatan orang-orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dimana per 2021 sebanyak 38,4 juta orang di seluruh dunia terinfeksi dan 1,7 juta di antaranya adalah anak-anak. Di Indonesia, total pasien HIV/AIDS mencapai 519 ribu di tahun 2022.
Salah satu upaya meningkatkan kesadaran akan bahaya AIDS adalah melalui media film untuk mengampanyekan kesadaran mengenai bahaya dan dampak dari AIDS. Berikut beberapa film pilihan untuk mendorong kesadaran kita tentang bahaya AIDS.
1. How To Survive A Plague (2012)
Film dokumenter yang masuk nominasi Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik ini mengangkat kisah tentang awal epidemi HV di New York, Amerika Serikat. Sekelompok aktivis kemudian mendorong komunitas saintifik dan pemerintah terkait obat HIV. Film ini juga mengangkat isu homofobia dan diskriminasi pasien AIDS di Amerika, dan pentingnya menghentikan diskriminasi terhadap mereka yang menyebabkan terputusnya akses terhadap pengobatan HIV/AIDS.
2. Philadelphia (1993)
Terinspirasi oleh kasus pengacara yang dipecat karena terinfeksi HIV/AIDS, film ini dianggap sebagai film Hollywood pertama yang mengangkat tema HIV/AIDS secara eksplisit. Philadelphia mengangkat kisah seorang pengacara Andrew Beckett (Tom Hanks) yang dipecat dari firma hukumnya karena penyakit AIDS yang dideritanya. Dengan bantuan pengacara Joseph Miller (Denzel Washington), mereka menggugat firma hukumnya sembari melawan diskrimasi yang dialami oleh Beckett karena penyakitnya dan Miller akibat diskriminasi warna kulitnya. Film ini mengajarkan bahwa kondisi AIDS yang diderita tak hanya menjadi alasan untuk mengalami diskriminasi, tapi juga perlu melawan diskriminasi yang dialami demi memperoleh martabat sebagai manusia.
Baca juga: Serial Psycho Thriller Jepang Terbaru, “Gannibal”, Segera Rilis di Disney Plus Hotstar
3. Dallas Buyers’ Club
Ron Woodroof (Matthew McConaughey), seorang koboi yang dikucilkan oleh keluarga dan sahabat-sahabatnya akibat stigma HIV/AIDS yang dideritanya, harus berjuang mendapatkan obat HIV yang masih sangat langka di akhir dekade 1980an. Menyadari obat yang ada tidak efektif dan memiliki efek samping yang berbahaya, Ron harus mencari obat HIV yang lebih efektif tapi harus berhadapan dengan regulasi Food and Drug Administration (FDA). Dengan bantuan seorang transgender Rayon (Jared Leto), dia mendistribusikan obat yang didapatkannya dalam organisasi bentukannya yang disbeut Dallas Buyers’ Club.
4. Angels in America (2003)
Apabila film-film yang mengangkat tema pada awal epidemi HIV/AIDS lebih menyoroti krisis dan mengesampingkan media film sebagai sebuah seni, maka Angels in America mencoba mengangkat tema HIV/AIDS dengan puitis untuk menangkap emosi yang lebih luas dari orang-orang yang terdampak HIV/AIDS. Sebuah miniseri televisi yang diangkat dari drama pemenang Pulitzer Tony Kushner tahun 1991, miniseri ini mengeksplorasi penyebaran epidemi AIDS di Amerika yang terpengaruh oleh iklim politik di Amerika Serikat yang berdampak pada perspektif sosiopolitik terkait HIV/AIDS.
5. Nada untuk Asa (2015)
Tema tentang HIV/AIDS juga diangkat oleh sineas dalam negeri, salah satunya lewat film Nada untuk Asa yang disutradarai oleh Charles Gozali. Mengisahkan sosok ibu bernama Nada (Marsha Timothy) dan putrinya Asa (Acha Septriasa) yang terdiagnosis HIV/AIDS dari suaminya yang telah meninggal. Mereka harus menghadapi stigma dari lingkungan sosial sebagai seorang pengidap AIDS. Melalui film ini, Nada untuk Asa menyampaikan pesan bahwa life must go on di tengah banyak rintangan yang dihadapi oleh orang dengan HIV/AIDS tanpa perlu menjadi drama tearjacker semata.