Sekilas, Baghead mungkin tampak seperti a wannabe version dari film horor garapan studio A24, Talk To Me. Well, itu memang betul kalau dilihat secara sepintas dari trailernya. Namun, jika diperhatikan lagi, film ini justru terbilang unik dari konsep ceritanya, yaitu tentang makhluk di ruang bawah tanah yang bisa berubah wujud menjadi seseorang yang kita ingin temui. Berbeda fungsi dari tangan dan para hantu di film Talk To Me, bukan?
Baghead sendiri merupakan adaptasi dari film pendek berjudul serupa. Film ini disutradarai oleh Alberto Corredor (yang juga menyutradarai film pendeknya), dan naskahnya ditulis oleh Bryce McGuire dan Christina Pamies. McGuire sendiri sebelumnya pernah menulis beberapa film horor pendek dan satu film horor panjang yang belum lama ini rilis, yaitu Night Swim.
Baghead bercerita tentang Iris Lark, seorang wanita muda yang diwarisi sebuah pub dan menemukan sebuah rahasia kelam di ruang bawah tanahnya, yaitu adanya sebuah makhluk bernama Baghead. Makhluk tersebut bisa berubah wujud, dan memungkinkan penggunanya untuk berbicara dengan orang yang telah tiada. Namun, ada konsekuensi yang sangat berat dibalik tindakan tersebut.
Seperti Night Swim, Baghead masuk ke dalam daftar film-film horor pendek yang sebaiknya tidak perlu diadaptasi menjadi film panjang. Sebagai penulis naskah, Pamies dan McGuire seperti kebingungan dalam memperluas sebuah landasan cerita, yang inti ceritanya lebih pas jika dituturkan lewat media film pendek. Lagi-lagi McGuire mengulangi kesalahannya setelah Night Swim.
Dan hasilnya? Banyak adegan yang terasa draggy, dan sebenarnya tidak perlu ada. Dengan durasi 1 jam 34 menit, jika tetap kukuh ingin mengekspansi ceritanya, seharusnya mereka bisa memperdalam lagi kisah makhluk Baghead beserta asal-usulnya dan memberikan pendalaman karakter yang kuat untuk tiga karakter inti kita.
Alih-alih, kita malah disuguhkan montase jumpscare yang predictable dan adegan-adegan tidak penting lainnya. Bahkan ada satu momen jumpscare yang dibuat hanya untuk menakuti penonton tanpa adanya maksud yang jelas, sampai membuat penonton di depan saya bilang “Hah? Apa coba?”.
Filmnya memang cukup melelahkan dan membosankan, tetapi untungnya ada beberapa momen yang, jujur saja, begitu unexpected & unhinged bagi para penonton. Salah satunya adalah momen ketika reveal yang berhasil bikin satu bioskop tertawa saking mengejutkannya. Momen lainnya ada di sebuah adegan yang melibatkan ponsel yang juga begitu mengocok perut
.
Keunggulan lainnya dari film ini ada di atmosfer horornya. Suasana dari sebuah bangunan tua yang tampak tidak terurus dengan minim pencahayaan berhasil memberikan efek yang cukup bikin merinding. Begitu juga dengan ruangan bawah tanah yang menjadi rumah untuk makhluk Baghead itu sendiri yang tampak begitu mengerikan.
Soal performa para jajaran cast kita, tak begitu banyak yang bisa dibahas. Namun, meski karakter yang mereka perankan terasa underdeveloped, setidaknya para cast kita telah memberikan performa yang cukup oke. Freya Allan tampil cukup baik sebagai Iris, begitu juga dengan Ruby Barker sebagai Katie temannya Iris. Tetapi ada sedikit nilai tambah untuk Jeremy Irvine, yang akting desperate-nya cukup mencuri perhatian dan menambahkan misteri kepada karakternya di film ini.
Secara keseluruhan, Baghead masih kurang maksimal dalam menceritakan kisah makhluk yang dapat berubah wujud tersebut. Jika bukan karena beberapa keunggulannya yang sedikit menolong, film ini bakal jadi sangat terpuruk.
DIMAS DAFFA YANUARDI