Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

Review Deadpool & Wolverine: MCU Belum Come Back

Deadpool & Wolverine menanggung beban berat sejak pertama kali diumumkan. Oleh banyak orang, terutama fans superhero, film ini digadang-gadangkan akan menjadi come back-nya Marvel Cinematic Universe (MCU). Sebagaimana kita ketahui, Marvel Studios menemui jalan terjal untuk mengembalikan MCU ke masa kejayaannya pasca Avengers: Endgame. Kehadiran Wolverine dan Deadpool mereka harapkan bisa menjadi solusinya. 

 

Harapan Marvel Studios tidak berlebihan. Ketika Deadpool pertama kali dirilis, film itu untung berat dengan budget produksinya seadanya. Di sisi lain, Deadpool juga membuktikan bahwa Rated-R superhero movies memiliki tempat di pasar dan bukan jaminan rugi. Ditambah karisma Ryan Reynolds, Hugh Jackman, dan akses lebar Marvel Studios ke aset X-Verse yang dulu dimiliki Fox, tidak ada alasan untuk film ini gagal dan menjadi “penyelamat” citra MCU. 

 

Apakah berhasil? Apakah film ini benar menjadi come back-nya MCU to its glory?  Ehhh, not really. While Deadpool & Wolverine is a fun summer-blockbuster, it’s still far from Marvel Studios’ Greatness that we used to know. Ini film yang mengedapankan style dan fan service di atas substansi. Sure Deadpool tidak lekat dengan cerita berbobot, but kehadiran Logan seharusnya bisa sedikit mengimbangi hal tersebut. Apa yang didapat adalah Logan’s Fun!

 

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

 

Kisah filmnya sendiri mengambil setting enam tahun setelah event Deadpool 2 yang mempertemukan sang Merc With Mouth, Deadpool (Ryan Reynolds), dengan Cable (Josh Brolin) dan membuka matanya perihal potensi time travel. Bagi Wade, itu yang terakhir. Ia haus akan petualangan, laga, dan darah, namun ia juga sadar petualangannya bisa membawa ancaman  bagi orang-orang yang ia sayangi. Walhasil, ia memutuskan untuk gantung pedang dan memulai hidup normal sebagai sales mobil.

 

Keputusan Wade di satu sisi mendekatkan ia Vanessa (Morena Baccarin) dan teman-temannya selama ini seperti Peter (Rob Delaney), yang pernah menemaninya beraksi, dan Blind Al (Leslie Uggams). Di sisi lain, hal itu membawa mid-life crisis pada dirinya. Ia kesulitan untuk merasa nyaman dengan hidupnya sekarang walau ia tahu itu yang terbaik. 

 

Segalanya berubah ketika Minutemen muncul di depan pintu apartemen Wade dan menariknya ke markas Time Variance Authority (TVA). Ya, ini TVA yang sama dengan apa yang kita kenal dari serial Loki. Dari TVA, Wade mendapati bahwa keberadaannya dan universe-nya dalam bahaya. Ia membutuhkan pertolongan, tapi TVA sibuk dengan agendanya sendiri. Satu-satunya harapan hadir dalam wujud Logan aka Wolverine (Hugh Jackman). But, as we know it, Logan is not easy to work with. 

 

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

 

Kehadiran Wolverine membuka pintu lebar-lebar bagi Marvel Studios untuk ‘mengeksploitasi’ segala aset X-Verse yang mereka dapat ketika Disney mengakuisisi Fox. Hasilnya adalah pop-culture reference and nostalgia galore. Eksekusinya gak nanggung, bener-bener full commit, Maximum Effort, memanjakan para comic nerds yang telah lama mengikuti karya-karya Marvel, baik komik maupun film. Creme de la creme-nya adalah montage BTS X-Verse yang berjalan bersamaan dengan credit roll, membawa kita menapaki (dan mengapresiasi) sejarah-sejarah X-Men di layar lebar. 

 

Breaking the 4th Wall masih menjadi cara Deadpool untuk membawa sebanyak mungkin referensi pop culture ke dalam storytelling filmnya. Well, apalah jadinya Deadpool tanpa breaking the 4th Wall bukan?. Dengan gaya “semau gw”, sindiran dan celotehan Deadpool kian tajam di film ini, baik untuk penonton maupun rumah lama para mutan, 20th Century Fox. Yes, penonton gak lolos dari celotehannya.

 

Di sisi lain, you will see lots of new and familiar faces from the Fox’s X-Verse. Ya, film ini gak hanya bertabur referensi, tapi juga cameo. Apa yang kalian lihat di trailer baru the tip of the iceberg. Beberapa masih diperankan oleh pemeran lamanya, seperti cameo Sabretooth yang masih diperankan oleh Tyler Mane. Namun, tidak sedikit juga yang diperankan oleh orang-orang baru yang menegaskan bahwa cameo-cameo yang muncul tidak semuanya adalah varian dari yang kita tonton dulu.

 

However, sulit untuk tidak mengatakan banyaknya cameo di film agak berlebihan untuk film berjudul Deadpool & Wolverine. Mereka mengambil spotlight dari kedua karakter utama dan sebagian besar terasa seperti tempelan. 

 

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

 

Nah, kendala yang paling dikhawatirkan dari film ini pasti kesadisannya. Dengan Deadpool berada di tangan Disney sekarang, ada kekhawatiran degree kesadisannya menurun drastis untuk menjaga citra ramah keluarga The House of Mouse. Disney, as we know, sempat bereksperimen dengan potensi itu dengan merilis edisi Christmas Deadpool 2. Segala hal yang membuat Deadpool 2 mendapat Rated R dipangkas supaya mendapat rating PG-13. Hasilnya underwhelming.

 

Disney, untungnya, belajar dari kesalahn tersebut. Seperti pop-culture reference yang ramai di film ini, Deadpool & Wolverine juga Maximum Effort untuk menghadirkan laga-laga yang tidak hanya sadis, tapi juga terang-terangan. Bahkan, bisa dibilang film ini lebih sadis dari kedua film Deadpool sebelumnya. Eksekusinya pun eyegasm dengan banyak slow-mo yang indah dari segi visual dan movement keren ala komik dan animasi. Ditambah musik khas Deadpool, you’re in for a treat. 

 

Sayangnya, seperti dikatakan di awal, apa yang unggul dari film ini hanyalah style-nya, fan service-nya. Soal story, jujur filmnya nggak terlalu membekas story-wise. The hype is real but temporary.  Hal itu diperburuk dengan problem MCU yang masih bertahan hingga sekarang, villain yang forgetable. Motif villain, Cassandra Nova, kurang begitu menarik dan sulit untuk diempati.

 

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

Deadpool & Wolverine (Source: IMDB)

 

Chemistry megah yang diharapkan dari duo Ryan Reynolds dan Hugh Jackman juga fell flat. Padahal, melihat banter keduanya di social media selama ini, ekspektasinya adalah kita bisa mendapatkan hal serupa dari keduanya sebagai Wolverine dan Deadpool.  Sure they fought a lot di film ini bagai Tom and Jerry, but buang jauh-jauh harapan melihat kerjasama dan persahabatan yang emosional dari Wolvie dan Wade di film ini. 

 

Semua itu membuat Deadpool & Wolverine rasanya hanya cocok ditonton sekali. Kalau ditonton lagi, rasanya bakal garing dengan fan-servicenya yang agak berlebihan. Bisa dipahami, Marvel Studios mencoba menghidupkan lagi excitement ke semesta MCU, namun mereka lupa bahwa apa yang membuat MCU begitu megah bukan hanya fan-servicenya, tetapi ceritanya yang enjoy to follow dan saling terhubung satu sama lain dengan rapih dan convincing.

 

Oya, sedikit note, bagi yang belum pernah menonton serial Loki sebelumnya, kami menyerankan kalian menonton serial tersebut. It will give you lots of insight about TVA and the whole variant and time-travel mumbo jumbo in this movie. Untuk fans garis keras, tentu ini bukan masalah berarti. Dan, terakhir, Welcome Home Mutant.

 

ANDIKALIX, GHIAN GRIMALDI, RAINI RAHMI, & ISTMAN MP

 

Bagikan:

Anda Juga Mungkin Suka

Leave a Comment

9 + 16 =