Industri animasi Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah Jumbo, sebuah film animasi yang mencoba menghadirkan pengalaman sinematik berbeda melalui perpaduan unsur horor dan musikal. Dengan nuansa lokal yang kental dan eksplorasi emosional yang mendalam, Jumbo berusaha menawarkan sesuatu yang baru bagi penonton tanah air. Namun, di balik keberaniannya, film ini juga memiliki tantangan tersendiri dalam aspek naratif dan penyampaian pesan.
Adapun kisah Jumbo disampaikan dari sang titular character, Don (Prince Poetiray). Ya, Jumbo adalah julukan untuk Don karena tubuhnya yang tambun. Tumbuh besar sebagai yatim piatu, ia ditinggalkan sebuah buku kisah pengantar tidur berjudul “Pulau Gelembung” oleh ayah dan ibunya.
Kerap dirundung teman-temannya, Don pun berambisi membuktikan kebolehannya dengan membuat pentas seni dari buku cerita tersebut dengan lagu buatan ibunya. Ditemani Oma, kedua sahabatnya, Mae dan Nurman, serta arwah gadis kecil bernama Meri, Don berusaha mewujudkan keinginannya tersebut.

Jumbo (Source: IMDB)
Salah satu daya tarik utama Jumbo terletak pada bagaimana film ini menangkap perasaan kehilangan dengan cara yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Kisah tentang kehilangan orang tua bukan hanya sekadar elemen dramatis, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan karakter utama dengan audiensnya. Dengan pendekatan yang penuh emosi, film ini berhasil menggambarkan perjalanan duka dan pencarian makna hidup setelah kehilangan yang mendalam.
Secara visual, film ini juga memperkuat emosionalitasnya melalui desain karakter yang ekspresif dan atmosfer yang mampu menggambarkan perasaan karakter utama. Warna-warna yang digunakan dalam beberapa adegan reflektif turut memperkuat nuansa emosi yang ingin disampaikan. Ditambah dengan sentuhan musikal yang menyatu dalam cerita, Jumbo berhasil memberikan pengalaman yang imersif dan berbeda dari animasi lokal lainnya.
Eksperimen Berani: Horor dan Musikal dalam Satu Paket
Salah satu hal yang membuat Jumbo menonjol adalah keberaniannya dalam mengeksplorasi genre. Horor dan musikal adalah dua elemen yang jarang dikombinasikan dalam film animasi, apalagi dalam industri animasi Indonesia yang masih berkembang. Namun, Jumbo berhasil mengawinkan kedua unsur tersebut dengan cukup baik. Adegan musikal dalam film ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai alat naratif yang memperjelas emosi dan perjalanan karakter.
Namun, tantangan dari pendekatan ini adalah memastikan bahwa unsur horor tidak terlalu menakutkan bagi segmen penonton anak-anak, sementara unsur musikal tetap relevan dengan perkembangan cerita. Dalam beberapa adegan, transisi antara kedua elemen ini terasa kurang mulus, yang menyebabkan perubahan atmosfer yang agak mendadak. Meski demikian, upaya Jumbo untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda tetap patut diapresiasi.

Jumbo (Source: IMDB)
Sebagai sebuah karya animasi lokal, Jumbo tidak hanya berusaha tampil unik dari segi genre, tetapi juga menanamkan elemen budaya Indonesia dalam setiap aspeknya. Mulai dari desain karakter yang terinspirasi dari ikonografi lokal, latar yang menggambarkan suasana khas Indonesia, hingga nilai-nilai tradisional yang disisipkan dalam cerita, semuanya menjadi elemen yang memperkuat identitas film ini.
Penggunaan bahasa dan dialek dalam dialog juga terasa alami dan dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini memberikan pengalaman yang lebih autentik bagi penonton lokal, sekaligus memperlihatkan bahwa industri animasi Indonesia mampu menghadirkan karya yang tidak hanya menarik, tetapi juga memiliki jati diri yang kuat.
Meskipun Jumbo memiliki banyak aspek yang menarik, film ini juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat diperbaiki di masa depan. Salah satu yang cukup terasa adalah penyampaian pesan moral yang terkesan terlalu dangkal. Tema kehilangan dan perjalanan menemukan makna kehidupan sebenarnya memiliki potensi untuk digali lebih dalam, tetapi film ini cenderung menyajikannya secara eksplisit tanpa membiarkan penonton merenungkannya sendiri. Hal ini mengurangi dampak emosional yang seharusnya lebih kuat.
Dari segi narasi, alur cerita yang terpecah-pecah juga menjadi tantangan tersendiri. Beberapa bagian terasa kurang terjalin dengan baik, menyebabkan transisi antaradegan menjadi kurang halus. Hal ini bisa mengurangi keterlibatan penonton, terutama bagi mereka yang menginginkan cerita yang lebih kohesif.
Sebuah Langkah Berani yang Patut Dihargai

Jumbo (Source: IMDB)
Sebagai salah satu karya animasi Indonesia yang berani bereksperimen, Jumbo berhasil menghadirkan pengalaman sinematik yang segar dan unik. Dengan mengangkat tema emosional yang dekat dengan banyak orang, serta menggabungkan elemen horor dan musikal dalam balutan budaya lokal, film ini menjadi bukti bahwa animasi Indonesia terus berkembang dan tidak takut untuk keluar dari zona nyaman.
Meskipun masih memiliki beberapa kekurangan dalam aspek naratif dan penyampaian pesan, Jumbo tetap menjadi sebuah pencapaian yang layak diapresiasi. Film ini menunjukkan bahwa industri animasi Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, dan dengan penyempurnaan di masa depan, karya-karya seperti Jumbo bisa menjadi langkah awal menuju standar yang lebih tinggi dalam perfilman animasi nasional.
Bagi penonton yang ingin merasakan pengalaman menonton animasi yang berbeda, Jumbo tetap layak untuk disaksikan. Tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai refleksi terhadap bagaimana animasi Indonesia mulai menemukan identitasnya sendiri. Worth it to watch !