Konsep horor slasher yang dipopulerkan oleh John Carpenter lewat film Halloween telah menjadi resep mujarab yang terus diproduksi ulang oleh berbagai sutradara. Salah satu yang paling populer adalah waralaba Scream dengan topeng Ghostface-nya yang terus berkembang hingga mencapai enam sekuel. Untungnya, konsep horor slasher pun terus berkembang mengikuti pola karakteristik generasi Z seperti Scream 5 – 6 hingga Happy Death Day yang mengangkat tema time loop ala Groundhog Day.
Salah satu yang kerap bereksperimen dengan genre horror, tak terkeucali slasher, adalah Blumhouse. Sejak keberhasilan film Paranormal Activity pada tahun 2007, rumah produksi Blumhouse terus menerapkan konsep film horor berbasis small-budget namun memberikan kebebasan maksimal pada sutradara. Strategi itu berhasil memproduksi berbagai judul berprofit tinggi seperti waralaba Insidious dan The Purge.
Di tahun 2023 ini, total telah ada 8 dari 9 film yang dirilis Blumhouse, termasuk dua film yang dirilis di bulan Oktober ini. Totally Killer adalah salah satunya dan dapat dikatakan sebagai salah satu produk film horor slasher ala Halloween yang inovatif karena mengkombinasikan salah satu tren futuristik, yaitu time travel. Bukan time loop, tapi time travel.
Kembali Ke Masa Lalu Untuk Menghentikan Aksi Pembunuhan Berantai
Vernon, sebuah kota kecil di Amerika, digegerkan dengan kembalinya sosok pembunuh berantai yang dijuluki Sweet 16 Killer yang terkenal dengan aksinya membunuh tiga remaja perempuan pada Oktober tahun 1987. Jamie (Kiernan Shipka), yang ibunya menjadi korban terbaru Sweet 16 Killer, tiba-tiba diserang oleh si pembunuh dan melarikan diri dengan prototipe mesin waktu (dalam bentuk photobox) yang diciptakan oleh sahabatnya, Amelia.
Namun, bukannya selamat, dia malah terdampar di tahun 1987, tahun di mana Sweet 16 Killer beraksi. Bertekad untuk menghentikan aksi pembunuhan Sweet 16 Killer, Jamie mencoba menghentikan aksi pembunuhan di tahun 1987 untuk mencegah ibunya terbunuh.
Dalam penceritaan, kedua penulis David Matalon and Sasha Perl-Raverr tidak bertele-tele untuk menampilkas aksi teror si pembunuh berantai. Alur yang sederhana dengan beberapa poin kecil membuat kita dapat dengan mudah mengetahui siapa si pembunuh sebenarnya.
Menariknya, Matalon dan Perl-Raverr juga memasukkan plot twist ketika telah diketahui sosok asli si pembunuh. Hasilnya, cerita tidak berjalan secara monoton dan berbagai karakter kecil pun dapat memiliki berbagai motivasi dan ceritanya sendiri.
Untuk adegan teror, Nahnatchka Khan, yang sebelumnya menyutradarai film rom-com Always Be My Maybe, tidak membangun intensitas melalui aksi petak-umpet selayaknya film-film slasher lainnya tetapi berfokus pada adegan petarungan antara si pembunuh dengan korbannya. Kita melihat bagaimana Khan tidak jatuh ke dalam keklisean bagaimana cara para korbannya mati, tapi membangun usahapara korban untuk melawan si pembunuh berantai.
Resep Baru Film Slasher: Menambahkan Unsur-Unsur Sci/Fi
Sebagaimana para koki menciptakan makanan lezat yang membuatnya terkenal (sekaligus di daur ulang oleh para saingan/kompetitor lainnya), para pembuat film akhirnya akan menghadapi titik jenuh dari pelanggannya dalam menikmati film. Dalam hal ini, pembuat film dapat menggunakan dua pilihan, yaitu dengan mengganti/mengubah resep (cerita) atau menambahkan unsur (bumbu) baru yang tidak terduga. Dalam Totally Killer, Matalon dan Perl-Raverr (dan Jen D’Angelo dalam screenplay) menambahkan unsur sci-fi dengan konsep mesin waktu.
Mengubah konsep cerita horor memang diperlukan untuk menghindari kebosanan penonton, dan Blumhouse jelas punya resep bagaimana menyajikan film horor dengan konsep klise menjadi sesuatu yang baru layaknya di film Happy Death Day yang menggunakan konsep time loop.
Totally Killer memasukkan konsep seperti Back To The Future (mengganti DeLorean dengan sebuah photobox) namun tetap mempertahankan konsep film slasher ala Halloween dan Scream, sehingga Totally Killer menjadi sajian yang segar dibandingkan film-film horor yang me-reboot versi awal (baca: The Exorcist: Believer yang juga diproduksi Blumhouse).
Jangan harap untuk mendapatkan penjelasan saintifik dari bagaiman konsep mesin waktu dan bagaimana waktu berubah bila kita mengubah masa lalu. Agak konyol memang bila kita mendengar mesin waktu yang dibuat oleh anak SMA. Namun, sebagai film horor, Totally Killer merupakan sajian yang menyegarkan dan jauh lebih fun dibandingkan film horor bertema remaja yang sebelumnya penulis ulas (baca: Talk to Me).