Harus diakui bahwa terkadang kita membiarkan fantasi kita membentuk diri kita sebagai seorang individu sebagaimana disampaikan psikolog Carl Jung. Kita bisa membayangkan diri sebagai mata-mata yang melintai Mars, seorang pasukan khusus yang terjebak di hutan tropis antah berantah dan bertemu alien pemburu berdarah dingin, atau robot yang dikirim dari masa depan untuk menyelamatkan pemimpin manusia dari ancaman kecerdasan buatan. Meskipun kepribadian kita akan menekan ego dari fantasi, namun ada sebagian dari fantasi itu yang bertahan dalam kepribadian.
Meskipun tidak tersampaikan secara tersirat, namun di film terbarunya Richard Linklater, Hit Man, yang diadaptasi dari sebuah kolom di Texas Monthly, secara lugas memperlihatkan sebuah aksi komedi romantis dengan plot yang mengingatkan kita akan film-film komedi gelap-nya Coen Bersaudara. Dibandingkan dengan film-filmnya yang lebih banyak mengangkat unsur drama (Boyhood) atau romantis (trilogi Before Sunrise), Hit Man mungkin adalah film Linklater yang paling komedi setelah School of Rock.
Hit Man mengisahkan perubahan hidup seorang Gary Johnson (Glen Powell yang juga ikut menulis naskahnya dengan Linklater), seorang profesor psikologi dan filsafat di New Orleans Community College sekaligus pekerja paruh waktu di kepolision New Orleans yang secara tiba-tiba harus menjadi pembunuh bayaran palsu untuk menjebak orang yang sudah mengontaknya.
Tanpa diduga oleh dirinya dan rekan-rekannya, Gary ternyata memiliki bakat menjadi pembunuh bayaran palsu melalui pendekatan ilmiah secara psikologi untuk menciptakan pembunuh bayaran fantasi. Ia bisa menjadi siapapun “yang mereka inginkan”, bahkan hingga ke penyesuaian penampilan, kepribadian, dan gaya bicara.
Meskipun dia sangat ahli mengubah karakteristik dirinya, dia justru tidak mampu mengubah perasaan hatinya ketika bertemu dengan Madison (Adria Arjona) yang hendak menyewa “Ron” (nama ‘pembunuh bayaran’) untuk membunuh suaminya yang kasar. Bukannya menangkap, justru ”Ron” memberikan nasihat agar menggunakan uangnya untuk memulai hidup baru. Pertemuan pertama ini menjadi awal kisah romantis keduanya sekaligus sumber kebingungan Gary untuk menjadi dirinya atau sebagai “Ron”.
Cerita Hit Man memang menyediakan banyak ruang untuk menggambarkan perkembangan konflik kepribadian antara Gary dan alter egonya. Konflik antara Gary yang awalnya cenderung kikuk dan membosankan mulai terpengaruh oleh pesona Ron yang memesona dan penuh pwrcaya diri.
Diawali dengan bagaimana Gary memanfaatkan tren pembunuh bayaran dalam sinema, kita diajak mulai dari pendekatan yang dilakukan secara saintifik hingga plot misteri ketika film memasuki babak kedua. The icing of the cake-nya adalah penyelesaian kasus kriminal yang senada dengan film-film noir Coen Bersaudara.
Tak bisa disangkal, Hit Man merupakan wadah yang pas untuk mengeksplorasi beragam peran dan bakat akting Glen Powell dalam satu film. Ia tidak hanya berhasil hadir dalam beragam persona, tetapi juga berhasil mengkreasi naskah yang convincingly funny. Menimbang kehadiran dia yang makin banyak di sinema, tidak berlebihan untuk mengatakan dia sebagai salah satu aktor yang patut diperhatikan dan diperhitungkan karirnya kedepannya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa Powell adalah jebolan film anak-anak Spy Kids.
Sehebat-hebatnya Powell di film Hit Man, peran Linklater tak bisa dikesampingkan. Ia banyak memasukkan momen komedi yang berbeda dengan pendekatannya di School of Rock atau Dazed and Confused berkat materi yang lebih gelap. Salah satu direksi terbaiknya di film ini (didukung naskah Powell) adalah ketika kedua karakternya saling berimprovisasi saat mengetahui polisi menyadap pembicaraan mereka dan membuat tingkah keduanya mengundang senyum.
Mengakhiri review ini, Hit Man membuktikan bahwa Linklater dapat bermain-main dalam bermacam genre tanpa kehilangan sentuhan kualitasnya sekaligus mengeksplorasi kemampuan komedinya secara lebih luas. Linklater mengeksplorasi ide ego dan kepribadian melalui imaji pembunuh bayaran (yang masih terus dilestarikan lewat John Wick) dan kemampuan diri manusia untuk berubah lewat pendekatan yang komikal. Bisa dikatakan bahwa Hit Man adalah salah satu film komedi terbaik tahun ini.