Selain Fair Play, ada lagi satu film yang tayang perdana di pada gelaran TIFF tahun ini dan akhirnya rilis pada platform Netflix, yakni Ballerina. Bahkan, entah disengaja atau tidak, film ini memiliki tanggal rilis yang sama dengan Fair Play, yaitu pada 2 Oktober.
Bergenre action thriller, Ballerina adalah karya kedua sutradara Lee Chung-Hyun yang sebelumnya berhasil menghadirkan thriller penuh plot twist, “The Call”. Kali ini, Lee Chung-hyun kembali menggaet Jun Jeong-Su yang kali ini berperan sebagai Okju, seorang bodyguard yang ahli dalam bertarung, baik menggunakan senjata ataupun tangan kosong.
Film ini pun dimulai dengan aksi Okju melibas sekelompok orang yang mencoba merampok sebuah minimarket. Adegan pembuka ini sukses membuat mata penonton terbelalak karena intensitas yang tinggi. Dari awalnya saja, Ballerina sudah sangat meyakinkan untuk menjadi tontonan yang menjual aksi intens dan brutal.
Hingga akhirnya kita masuk ke dalam cerita yang sebenarnya. Mungkin kita akan bertanya-tanya, siapakah ‘Ballerina’ yang dimaksud dalam film ini. Ballerina yang sebenarnya bukanlah Okju, melainkan sahabat Okju bernama Min-hee. Ya, Min-hee adalah seorang penari balet.
Min-hee sebenarnya adalah teman SMA Okju dulu. Namun, mereka dipertemukan kembali di hari ulang tahun Okju. Sejak saat itu, Okju merasa Min-hee spesial karena Min-hee lah yang dapat membuatnya melihat dunia ini berbeda dari yang Okju bayangkan.
Setelah berhasil menghabisi perampok di minimarket, Okju mendapat telepon dari Min-hee, yang memintanya datang mengunjunginya. Tanpa pikir panjang, Okju pun mengunjungi apartemen tempat tinggal Minhee. Setelah tiba di depan apartemen Minhee, Okju tidak disambut oleh Minhee, bahkan tidak dibukakan pintu oleh Minhee. Okju pun masuk ke dalam apartemen Minhee.
Di kamar Minhee, Okju menemukan kado terbungkus dengan pita. Setelah dibuka, isi kado tersebut adalah sepatu balet milik Minhee beserta surat yang memintanya untuk membalaskan dendam Min-hee.
Setelah membuka ‘kado’ tersebut, Okju pun terkejut menemukan Minhee terbujur kaku di atas bathub. Ya. Minhee ditemukan meninggal dunia. Ia bunuh diri dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Dalam keadaan yang masih berduka, Okju mencari informasi dan berniat untuk membalaskan dendam Minhee. Okju pun akhirnya harus masuk ke dalam konspirasi dibalik kematian sahabatnya, Minhee.
Penampilan Jun Jeong-Su sebagai Okju juga menjadi kunci intensitas cerita. Tatapannya yang sangat dingin dan tak banyak bicara, membuat penonton terhanyut dalam dendam dan amarah yang dirasakannya.
Tak hanya dari sisi akting, namun dari sisi produksi, Ballerina juga berhasil menunjukan kualitas yang mumpuni. Sajian musik modern dengan beat hip hop (yang ternyata diproduseri oleh Gray) untuk menjadi scoring dari film ini berhasil mengiringi tempo film yang terus meningkat. Secara pribadi, Penulis menikmati musik-musik yang ada pada film ini.
Sinematografi hingga special effect juga menjadi yang diunggulkan dalam film ini. Ballerina berhasil memamerkan special effect yang berkualitas, tak kalah dari film-film hollywood. Beberapa kali adegan peluru, pisau, hingga gergaji mesin yang seringkali mengiris, memotong, hingga menembus badan manusia diperlihatkan dengan sangat real.
Memang film ini tidak disarankan bagi yang memiliki ketakutan berlebihan terhadap darah untuk tak menonton film ini. Namun, bagi kamu yang cukup menggemari film action thriller, kebrutalan Ballerina dapat mengingatkanmu pada film-film action thriller Korea lain seperti Oldboy dan Kill Boksoon.
Walaupun begitu, Ballerina tergolong agak lemah dari sisi kedalaman cerita. Bagaimana tidak? Dengan durasi 1 jam 30 menit, tidak cukup rasanya untuk dapat menjelaskan secara mendalam tentang pekerjaan Okju sebenarnya dan juga kisah yang menunjukan kedekatan batin yang lebih konkret antara Okju dan Minhee dari sekadar teman SMA. Terlihat film ini mencoba untuk menyampaikan cerita secara langsung tentang apa yang dialami oleh Minhee dan dendamnya yang coba dibalaskan oleh Okju.
Selain itu, dalam durasi yang singkat tentunya cerita tidak akan memiliki kompleksitas yang tinggi. Akhirnya, kisah balas dendam yang dilakukan Okju terkesan cukup mudah untuk dilakukan. Tidak ada lika liku berarti untuk Okju dapat membalaskan dendam. Semua terasa cepat dan terasa tanpa ada rintangan yang berarti.
Memang, pada akhirnya, Ballerina menjadi tontonan yang cocok untuk ditonton ketika anda tidak ingin berpikir banyak. Sangat menyenangkan untuk menonton film ini tanpa ekspektasi atau juga pertanyaan mendalam tentang motivasi dan kisah yang mendalam tentang latar belakang Okju. Walaupun tidak sekompleks film-film action thriller lain, namun Ballerina dapat menjadi pilihan jika anda tak punya banyak waktu untuk menonton sebuah film.