Ngomongin action movies, terutama pada platform streaming, tidak afdol jika tidak menyebut Extraction yang diproduksi oleh Netflix. Lewat direksi stuntman veteran Sam Hargrave dan juga akting dari Chris Hemsworth, Extraction menjadi salah satu franchise laga dengan action setpiece dan choreography yang sulit dikomentari dengan kata-kata alias gila.
Tahun ini, kisah Extraction berlanjut lewat Extraction 2 dengan aksi yang 2 kali lebih gila dibanding prekuelnya. Sayangnya, ceritanya malah 2 kali lebih tipis, ibarat tisu dibagi 2. Adapun kisahnya masih disampaikan dari sudut pandang Tyler Rake (Chris Hemsworth), tentara bayaran yang bisa disewa untuk menculik, menjemput, ataupun menyelamatkan orang di manapun dan kapanpun.
Pada ending prekuelnya, Tyler Rake diperlihatkan sekarat akibat baku tembak di India. Banyak yang mengira ia tewas, namun Rake ternyata berhasil bertahan hidup berkat pertolongan dua bersaudara Nik (Golshifteh Farahani) dan Yaz (Adam Bessa).
Pasca pemulihan dari luka-lukanya, Rake sejatinya berniat pensiun untuk menghabiskan hari-harinya dengan damai. Namun, segalanya berubah ketika sosok man in the suit (Idris Elba) datang menghampirinya. Atas permintaan mantan istri Rake, man in the suit merekrutnya untuk meng-ekstraksi keluarga Ketevan (Tinatin Dalakishvili) dan kedua anaknya yang dikurung oleh suaminya, Zurab Radiani (Tornike Gogrichiani), yang juga anggota geng Nagazi.
Nagazi tidak bisa dianggap remeh. Berkuasa lama di Georgia, Eropa Timur, mereka memiliki armada setara pasukan militer. Tidak sulit bagi mereka untuk mengendus kedatangan Rake ke Georgia untuk menyelamatkan Ketevan. Rake berhadapan dengan lawan yang lebih kuat dibanding yang ia hadapi di Dhaka, Bangladesh.
Bisa ditebak, sinematografi dan koreografi yang dimaksimalkan oleh Sam Hargrave adalah nilai plus dari film ini. Dikemas dengan aksi yang intens, one take sequence tidak putus selama 20 menitan, koreo yang memacu adrenalin, plus desingan amunisi dari berbagai senjata api dari Uzi hingga RPG, Extraction 2 adalah paket lengkap laga kebrutalan nyaris tanpa henti.
Salah satu laga yang patut di-highlight dari film ini jelas one take pembebasan Ketevan dari penjara Georgia. Dengan setpiece dan koreografi yang jelas kentara terinspirasi The Raid 2, kalian akan dibawa terjun langsung ke jantung kerusuhan di penjara dan ditutup dengan car chase penuh ledakan. Hal itu didukung sound effect yang menunjang rasa sakit dan immersif. Sam Hargrave tahu betul bagaimana ia menyajikan pertarungan yang terasa realistis dan eksplosif disaat bersamaan.
Karakter Tyler sendiri diberi character development yang sedikit lebih berbobot dibanding prekuelnya. Hal itu ditekankan pada hubungan emosional yang ia miliki dengan anaknya, menjadikan penonton menyadari motif dari Tyler menyelamatkan anak dari seri sebelumnya sampai sekarang. Selain karakter Tyler Rake, para pendukung pun juga diberikan porsi yang pas dalam menampilkan karakternya dan hal itu terlihat dalam presentasi karakter kakak beradik Yaz dan Nik.
Sayangnya, Extraction 2 memiliki kelemahan di bagian cerita. Disini penonton akan merasakan template cerita film aksi yang klise dan boring. Berbanding terbalik dari sinematografinya yang agresif, cerita yang dihadirkan terasa tipis dan statis dari seri sebelumnya. Bobot penceritaan, stake, sampai build up karakter villainnya disajikan secara ala kadarnya saja.
Musuhnya sendiri seperti samsak tinju yang tidak melawan balik karakter Tyler. Puncaknya adalah final fight yang tidak selevel dengan seri sebelumnya, terasa lewat begitu saja, antiklimaks, dan emotionless.
Kesimpulannya, Extraction 2 adalah full action package yang memanjakan penonton lewat sinematografi dan koreografinya, tanpa harus memikirkan cerita yang rumit. Mengesampikan alur cerita yang seadanya, tertutup dengan visualisasi yangi memukau dan memacu adrenalin lewat hantaman yang disajikan di film ini.