Kita semua haurs mengakui bahwa seberapa pun tuanya usia kita, kita semua menginginkan kisah cinta seromantis perjalanan cerita Cinderella. Bayangan tersebut masih bertahan hingga melintasi abad ke-21 berkat direplikasi berkali-kali dalam berbagai media. Salah satu tantangan utamanya adalah seiring berkembangnya zaman, kita menjadi semakin realistis bahwasanya tidak ada peri dan tongkat ajaibnya yang mampu menyihir kita seperti Cinderella.
Di era modern ini, membuat film komedi romantis ala Cinderella memiliki tantangan tersendiri bagi para aktor yang terlibat. Bila dibuat dengan apik-baik secara kritik atau komersial, maka karir aktor atau aktris akan melejit, sebagaimana kesuksesan Hugh Grant pasca film Notting Hill yang sukses. Namun, bila kondisi sebaliknya yang terjadi, kita bisa melihat dalam karir Dakota Johnson yang tak bisa lepas dari imaji mengenai Anastasia Grey di trilogi 50 Shades of Grey.
Meskipun kisah ala Cinderella seperti ini telah jamak ditemui pasca menjamurnya K-Drama dengan cerita serupa (mulai dari Boys Over Flowers hingga yang terbaru Queen of Tears), Hollywood masih kerap merilis cerita ala Cinderella di tengah minimnya rilisan romcom. Perubahan ini juga berkat semakin tingginya angka langganan media streaming yang mengurangi risiko kerugian bila dirilis dalam bentuk layar lebar. Sayangnya, cukup sedikit sekali romcom yang menyenangkan untuk ditonton akhir-akhir ini, dan The Idea of You adalah salah satu diantaranya.
The Idea of You mengikuti kisah Solène (Anne Hathaway), seorang ibu tunggal yang menemani putrinya ke festival musik. Sebuah kesalahpahaman terjadi yang membuat Solène bertemu Hayes Campbell (Nicholas Galitzine), penyanyi utama boyband August Moon, salah satu pengisi utama festival. Pertemuan ini kemudian berlanjut ketika Hayes datang ke galeri seni Solène yang berkembang menjadi jalinan romantis.
Disutradarai dan ditulis oleh Michael Showalter dari buku berjudul sama karya Robinne Lee, film ini secara cerdik menampilkan banyak detail-detail menarik sejak awal cerita melalui pengenalan sosok Solène. Sebagai ibu tunggal, Solène tidak hanya menginginkan kebebasan dari rutinitas kesehariannya, tetapi juga sesuatu untuk mengatasi kerapuhan dalam dirinya. Dan, penggambaran itu didukung oleh performance Anne Hathaway.
Anne Hathaway merupakan bintang di film ini. Aktingnya dapat menghidupkan karakter yang terlihat sederhana dengan menampilkan sosok Solène sebagai ibu tunggal yang memasuki dunia selebritis, termasuk menghadapi serangan gosip dan paparazzi yang mengusik kehidupannya yang sudah mapan. Di beberapa scene, terlihat bagaimana Hathaway mengisi karakternya dengan kerentanan yang manusiawi namun masih realistis. Tidak kaget jika dia ternyata channeling pengalaman pribadinya ketika karirnya mendadak meroket sejak bermain di Princess Diaries.
Chemistrynya dengan Nicholas Galitzine juga begitu manis berkat pesona Galitzine yang mampu mengimbangi Hathaway di setiap scene yang hanya menampilkan mereka berdua. Galitzine tidak kehilangan fokusnya, tetap tenang dan charming, untuk mengimbangi akting Hathaway sehingga momen-momen mereka terlihat secara natural. Hal itu tidak terbatas pada momen-momen romantis saja, tetapi juga pada momen-momen ketika kedua karakter mereka berkonflik ataupun beradegan panas.
Bicara soal konflik, meski beberapa adegan terkait yang muncul terkesan tidak natural seperti kejaran paparazzi, para groupies Hayes yang hilang dengan mudahnya di beberapa momen penting, serta peran putri Solène yang agak mengganggu plot , kekurangan itu tertutupi berkat penceritaan Showalter yang memasukkan narasi kaya akan perspektif dua karakter utamanya yang berasal dari dunia dan generasi berbeda. Semua itu ditambahkan dengan deretan lagu yang manis sehingga mengingatkan pada lagu-lagu era One Direction.
Konon kabarnya, film ini terinspirasi kisah hidup anggota One Direction, Harry Styles, yang memang sempat memiliki pasangan seorang janda lebih tua dari darinya, Olivia Wilde. Hubungan keduanya menjadi sorotan dan penuh drama saat Olivia Wilde memasukkan Harry dalam film yang ia sutradarai, Don’t Worry Darling. Benar atau tidaknya, kembali ke pengalaman kalian saat menonton nanti.
Long story short, apabila disederhanakan, film ini adalah kebalikan dari Notting Hill yang mempopulerkan nama Hugh Grant dan Julia Roberts. The Idea of You memiliki sedikit tawa dan lebih banyak air mata dibanding Notting Hill. Namun, apabila film ini dibandingkan dengan film-film romcom R-rated lainnya, The Idea of You menawarkan perasaan yang hangat berkat kekuatan penceritaannya yang mengeksplor perspektif romance dari dua insan berbeda generasi.
Melalui chemistry para cast dan narasinya, The Idea of You tidak hanya sebatas cerita klise ala fan fiction One Direction semata tetapi bisa jadi merupakan salah satu film romcom terbaik sepanjang masa.