Siapa yang menyangka franchise John Wick akan sesukses sekarang. Berawal dari film aksi kelas B, franchise yang dinahkodai stuntman/ director Chad Stahelski itu ternyata diterima apik dan terus dinantikan hingga film keempatnya, John Wick Chapter 4. Tidak banyak franchise dengan prestasi serupa dan menjadi sebuah kejutan tersendiri misalkan nanti ada John Wick X (bayangkan betapa kakek-kakenya Keanu Reeves nanti).
Perlu digarisbawahi, membuat film hingga melebihi “standar trilogi” bukanlah perkara gampang. Semakin banyak sekuel yang dihadirkan, semakin besar pula tekanan untuk memberikan diferensiasi agar nafas franchise-nya tetap panjang. Dalam kasus franchise John Wick, apabila mengacu ketiga prekuelnya, tekanannya adalah memberikan laga yang kian megah, kian beringas, dengan daftar aktor laga yang kian banyak.
Setelah di film ketiga menambah Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman dan Mark Dacascos, John Wick: Chapter 4 menambah amunisi dalam sosok Hiroyuki Sanada, Bill Skarsgard dan legenda hidup, Donnie Yen. Merekalah yang akan bertarung melawan Keanue Reeves, sang Baba Yaga aka John Wick, sekarang.
“The most anticipated movie this year has arrived! Aksi tanpa henti sejak awal hingga akhir, Keanu Reeves beserta jajaran cast papan atas Hollywood seperti Donnie Yen, Bill Skarsgård, Hiroyuki Sanada, Laurence Fishburne, Ian McShane, Rina Sawayama, dan Scott Adkins, menjadikan film ini menjadi tontonan yang luar biasa!” ujar Maulani Saririzky, Movie Promotion & Partnership Manager Cinema XXI.
Seperti ditunjukkan di akhir John Wick Chapter 3, sang protagonis melanjutkan perburuannya terhadap The Elder yang terus mengusiknya. Di saat bersamaan, ia harus mengkhawatirkan kejaran organisasi para Hitman, High Table. High Table berniat mengakhiri hidup Wick. Mereka menjanjikan hadiah US$18 juta bagi siapapun yang mampu membunuh Wick.
Agar tidak gagal, High Table pun menerjunkan para hitman andalan mereka. Salah satunya adalah Marquis de Gramont (Bill Skarsgard) yang kejam. Selain itu, ada Caine (Donnie Yen), teman lama Wick, yang diyakini Gramont sebagai satu-satunya orang yang bisa membunuh sang Baba Yaga. Ada juga hitman bersandi Tracker (Shamie Anderson) yang mampu mengendus jejak targetnya, di manapun ia berada, bersama anjing andalannya.
To the point saja, John Wick Chapter 4 melebihi ekspektasi kami. Gokil. Sedeng. Sarap. Sakit. Film ini memiliki semua yang diinginkan para penggemar film action. Aksi pertarungan tangan kosong, adu pistol jarak dekat alias gun kata, adu sayatan pedang & tusukan pisau, hingga kepala diberondong peluru jadi sajian rutin film berdurasi 2 jam 49 menit ini.
Dalam hal cerita, harus diakui John Wick Chapter 4 tidak sespesial laganya. Naskah yang ditulis oleh duet Shay Hatten (Army of The Dead, John Wick 3: Parabellum) & Michael Finch (Predators 2010, American Assassin) tidak menawarkan hal-hal baru. Mereka laser focus melanjutkan kisah pelarian dan perburuan sosok John Wick saja.
Hal itu terlihat dari bagaimana perpindahan John Wick dari satu negara ke negara yang lain berlangsung begitu mudah. Plot perburuan yang dicanangkan Marquis de Gramont pun tidak serumit bayangan. Untuk mengejar Wick yang elusive, ia sesimple menerjunkan begundal dan pemburu sebanyak mungkin. Namun, bisa dipahami, semua “pengorbanan” kualitas cerita itu diperlukan untuk melancarkan set up laga yang tiap sekuensnya memakan rentang waktu 20-30 menit.
Tercatat ada 4 sekuens ‘tawuran’ berlangsung dalam film ini and it’s glorious! Semua pengorbanan kualitas cerita itu terbayarkan. Departemen koreografi laga, sinematografer, production designer satu visi dalam mengkreasikan 4 sekuens laga tersebut: menghadirkan laga yang melebihi ketiga prekuel John Wick.
Dua Sekuens di pertengahan film menjadi favorit kami, di tengah jalan dekat rotunda Champs-Elysees dan sekuens di rumah konstruksi dengan angle kamera dari atas. Unik sekaligus ganas. Kekompakan ketiga departemen di atas, plus effortpara editor dan aktor yang bermain, patut diacungi jempol. Kelihatan sekali film ini dibuat oleh seorang stutnman veteran, yang paham soal adegan laga berbahaya, namun aman saat pembuatannya.
Sutradara Chad Stahelski (John Wick 1, 2 & 3) patut mendapat Oscar misalkan ada kategori Best Stunt Direction. Pengalaman puluhan tahun sebagai stuntman plus asisten sutradara di film laga, salah satunya Captain America: Civil War, berbuah manis di film ini. Tak capek-capeknya kami ingatkan, level laga yang dihadirkannya di film ini melebihi direksinya di ketiga prekuelnya. Kerja keras Stahelski mengarahkan krunya patut dan perlu diapresiasi.
Di tangan Stahelski, tempo dan eskalasi kerumitan dari sekuens 1 sampai sekuens akhir John Wick Chapter 4 terjaga dengan baik. Hanya ada satu catatan minor saat laga Wick (lagi-lagi) di sebuah nite club. Peristiwa pertarungan dan adu tembak di tengah lantai dansa sangat datar secara emosi dari pengunjung club. Mereka pun kurang ada rasa panik dan hanya terus berjoget saja. Tidak bermaksud nitpicky, kurang logis saja menurut kami.
Dari sisi akting, Bill Skarsgard (It, Barbarian) sangat cocok jadi karakter menyebalkan, kejam dan licik di dalam film ini. Sementara Donnie Yen (Ip Man) yang jadi pusat perhatian menunaikan tugasnya dengan baik sebagai pembunuh bayaran dengan berbagai layer di karakternya.
Satu yang menonjol dalam film ini adalah betapa Keanu Reeves (The Matrix, Knock Knock) sangat kelelahan menghadapi lawan-lawan yang tidak bosan-bosan memburunya. Melihat usianya yang sudah lansia (dude, he’s 58 years old), hal itu adalah detail yang logis.
Mengakhiri review ini, John Wick Chapter 4 is crazy bonkers! None other like it… one of a kind! Memasuki film keempatnya, franchise John Wick tidak kendor sama sekali. Bukan film yang melampaui para pendahulunya dalam segi cerita dan world building, namun dari segi action choreography yang jauh lebih beringas.
Cinematographynya pun dinamis, dengan pergerakan kamera yang tidak memusingkan dan malah berirama dengan laga yang hendak ditampilkan. In short, John Wick Chapter 4 adalah film action yang akan memuaskan dahaga para penggemar laga dan dikenang untuk waktu yang lama.
John Wick: Chapter 4 tayang mulai 22 Maret 2023 di bioskop Indonesia.