Abigail (Source: IMDB)
Review Abigail: Kirain Serem, Ternyata Bikin Ngakak

Abigail menjadi successor Ready or Not yang tidak hanya melebihi pendahulunya, tetapi juga menawarkan perspektif baru yang bikin sajiannya lebih fresh. Kalau di Ready or Not seorang perempuan diburu satu keluarga demi mempertahankan kekayaan mereka,  Abigail kebalikanya, satu kelompok yang ingin kaya dikejar-kejar perempuan, anak kecil pula

 

Tokoh utama dari film ini adalah sebuah ensemble pencuri dengan berbagai keahlian dan latar belakang. Mereka adalah Joey si ahli medik (Melissa Barrera), Sammy si hacker (Kathryn Newton), Peter si tukang gebuk (Kevin Durand), Rickles si sniper (Willam Catlett), Dean si sopir (Angus Cloud), dan terakhir adalah Frank si bajingan (Dan Stevens). Keenamnya, tanpa saling mengenal satu sama lain, kedapatan tugas  menculik seorang anak perempuan bernama Abigail (Alisha Weir).

 

Abigail bukan anak perempuan sembarangan. Dia adalah anak dari salah satu dedengkot kriminal paling berbahaya di dunia (Matthew Goode). Nah, keenam pencuri barusan, bersama bos mereka bernama Lambert (Giancarlo Esposito), berencana memeras sang ayah dengan menyandera Abigail di sebuah rumah tua.

 

Abigail (Source: IMDB)

Abigail (Source: IMDB)

Namun, bukannya kekayaan yang mereka dapat, melainkan terror. Abigail bukan anak perempuan bertutu yang polos. Ia vampir haus darah yang tak akan ragu memangsa Joey cs untuk memuaskan dahaganya. The hunters become the hunted. Kalau meniru kata Rorschach di film Watchmen, She’s not locked in the house with them, They are locked in the housee with her.

 

The most surprising thing dari film ini adalah how it managed to trick me to think it will be a full horror movie. Apa yang kalian akan dapatkan adalah film horror yang kaya akan momen-momen komikal yang siap mengocok perut. Ini mengejutkan karena trailernya menebar kesan yang minim akan keberadaan unsur komedi. Di sisi lain, atmosfer horror yang dibangun di awal film juga tergolong kental.

 

Once the conflict rises dan identitas asli Abigail mulai terungkap, this movie turns into a wild ride. Dari jumpscare, gore, hingga joke-joke yang marvel-esque mulai bergantian mengisi layar, memberikan sensasi chaotic yang mungkin dirasakan para pencuri di flmnya. Saking chaotic-nya, sometimes it takes a while mencerna keembali segala info yang telah dipaparkan untuk menebak apa yang sesungguhnya terjad dan apakah pencuran Abigail sebenarnya sebuah jebakan untuk para pencuri.

 

Abigail (Source: IMDB)

Abigail (Source: IMDB)

 


Despite the chaotic experience,
duo sutradara Matt Bettinll-Olpiin dan Tyler Gillet (Scream VI) gak setengah-setngah dalam mendeliver momen-momen horror dan komedi. When it’s scary, it will scare the s*** out of you. Ketika komedi masuk, it will make you rolling on the seat laughing. Gak terhitung momen di mana gw dan penonton sama-sama nahan nafas di bioskop dan kemudian ketawa ngakak melihat tingkah laku para pencuri. It’s not like they are dumb, but they have funny ways to process the terror they are facing.

 

Not all the comedic line land well though. Beberapa hit and miss, bahkan borderline cringe. Gak mengejutkan mengingat komedi yang diadopsi Matt dan Tyler adalah komdi gaya Marvel yang mengandalkan line-line sarkastik. But, most of them work well dan sedikit banyak berkat chemisty antar cast-nya yang solid. Interaksi antar mereka asyik diikuti, terutama ketika mereka mencoba menebak identitas dan kepentingan satu sama lain. 

 

A frankly reminder, walau premis film ini terdengar simple janggan tertipu. Lots of twists and turns. Ada banyak kejutan menanti yang membuat arah cerita filmnya tidak mudah ditebak, termasuk siapa yang sesungguhnya berbahaya dan tidak. Bahkan, duo Matt dan Tyler sukses menyisipkan sub plot perihal pentingnya peran seorang ibu dalam kisahnya. Abigail adalah vampir hanyalah bagian kecil dari cerita yang hendak disampaikan film ini. 

 

Abigail (Source: IMDB)

Abigail (Source: IMDB)

 


Sadly, 
hampir semua bagian bagus film ini adanya di paruh pertama. Di paruh kedua, the movie almost run out of gas. Hal itu diperparah dengan beberapa misteri yang tidak sepenuhnya tereksplore. Little amount of background about all the drama that’s happening in the story bikin suliit untuk memahami certanya secara menyeluruh, termasuk relasi antar karakternya yang memilik sejarah dan kepentingan masing-masing, apalagi ketika momen lagi intense-intensenya. 

 

Untungnya, kelemahan-kelemahan tersebut gak bikin film ini gak layak tonton. As Ready or Not spritiual successor, Abigail adalah film yang wajib tonton buat kaliian yang mencari kombo horror dan komedi yang proper. 

 

Apakah film ini menawarkan hal-hal yang bener-bener baru? sadly no. Most of them has been used in the other movies. Trope-trope standar horor dipakai semua. Namun, in the end, semua kembali ke eksekusi dan duo sutradara Matt Bettinll-Olpiin dan Tyler Gillet memaksimal semua elemen horror yang mereka tahu dan mengkombinasikannya secara efektif dengan elemen-elmen komedi, bahkan pada bagian-bagian yang tak lazim. 

TIFFANY

Bagikan:

Anda Juga Mungkin Suka

Leave a Comment